Halaman

Senin, 24 Juni 2013

Begini Cara Merawat Kaki Orang Diabetes

Begini Cara Merawat Kaki Orang Diabetes

Nurvita Indarini - detikHealth
Selasa, 25/06/2013 09:02 WIB

ilustrasi (Foto: ThinkStock)

Jakarta,
 Perawatan kaki sangat penting bagi para pasien diabetes. Sebab seseorang dengan diabetes lebih rentan mengalami masalah kaki. Hal ini karena diabetes merusak saraf dan mengurangi aliran darah di kaki.

Jika kaki pasien diabetes tidak dirawat dengan baik, apalagi jika terdapat luka, bisa jadi hal itu berujung pada amputasi. Intinya, jika kaki dirawat dengan baik maka bisa menghindarkan masalah kesehatan serius terkait diabetes.

Berikut ini beberapa perawatan kaki mendasar bagi pasien diabetes, seperti dikutip dariBoldsky, Selasa (25/6/2013):

Selasa, 18 Juni 2013

Waktu Paling Tepat untuk Konsumsi Karbohidrat dan Protein

Waktu Paling Tepat untuk Konsumsi Karbohidrat dan Protein

Hestianingsih - wolipop

img
Dok. Thinkstock
Jakarta - Pada dasarnya setiap nutrisi seperti karbohidrat, protein, serat, vitamin, mineral dan lemak sangat diperlukan tubuh. Namun Anda harus memperhatikan nutrisi mana yang paling diperlukan di malam atau siang hari, dan apa yang harus dikurangi menjelang malam.

"

Minggu, 16 Juni 2013

Gagasan Para Pemuja Akal dan Bantahannya

Gagasan Para Pemuja Akal dan Bantahannya

(ditulis oleh: Al-Ustadz Qomar Suaidi Lc.)
Di Indonesia, ide-ide kontroversial dari kelompok pemuja akal jumlahnya cukup banyak. Berikut ini beberapa contoh gagasan mereka beserta bantahannya.
Allah menciptakan manusia adalah sebagai makhluk yang penuh dengan kekurangan. Dalam semua sisi kehidupan, kekurangan yang melekat pada manusia ini menyebabkan kemampuan yang dimiliki menjadi sangat terbatas.
Salah satu keterbatasan manusia itu adalah kemampuan akalnya. Setiap manusia yang masih bersih fitrahnya akan mengakui hal ini. Akal manusia tidak akan mampu mengetahui hakikat sesuatu secara sempurna, terlebih bila hakikat itu meliputi berbagai permasalahan.
Fungsi akal manusia yang paling besar adalah untuk mengetahui hakikat kebenaran. Apa kebenaran sejati itu? Sekali lagi, bagi orang yang fitrahnya masih suci, akan mengakui bahwa hanya dengan akalnya, seorang manusia tidak akan mencapai kebenaran sejati. Ia akan mengakui untuk mengetahui kebenaran harus melalui bimbingan Penciptanya yaitu Allah.
Namun tidak demikian dengan orang-orang yang terlalu “percaya diri” dengan kemampuan akalnya. Orang-orang yang merupakan penerus dari paham Mu’tazilah ini merasa tidak butuh dengan bimbingan Allah untuk mengetahui kebenaran. Tidak cukup sampai di situ, bahkan dengan lancangnya mereka “mengobrak-abrik” syariat Allah yang menurut akal mereka bukan merupakan kebenaran.
Di Indonesia gerakan ini sudah berlangsung cukup lama, antara lain dipelopori oleh Nurcholis Madjid, Munawir Syadzali, Ahmad Wahib, Harun Nasution, dan lain-lain. Kini, para pengusung madzhab ini bergabung dalam sebuah “sindikat” bernama Jaringan Islam Liberal (JIL) yang dikomandani oleh Ulil Abshar Abdalla. Di wadah inilah, ide-ide gila mereka dikeluarkan secara lebih intens.

Rabu, 12 Juni 2013

Surat Nasihat Ulama Saudi kepada Gubernur Jazan dan Balasan Gubernur

Surat Nasihat Ulama Saudi kepada Gubernur Jazan dan Balasan Gubernur

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Nasihat Mufti kpd Amir Jazan
Terjemahan Surat:
Kerajaan Saudi Arabia, Kantor Pusat Pembahasan Ilmiah dan Fatwa, Kantor Pusat Komite Ulama Besar (no. 241)
Dari Abdul Aziz bin Abdillah bin Muhammad Aaalus Syaikh, kepada Yang Mulia Gubernur Propinsi Jazan –semoga Allah ta’ala memberikan taufiq kepadanya.
Assalaamu’alaykum warohmarullahi wabarokaatuh, wa ba’du:
Telah menyurat kepada kami sebagian orang yang mau menasihati, tentang keberadaan patung kuda di bagian timur jalan Al-‘Aridhah wilayah Abu ‘Urays, dan ini adalah kemungkaran yang besar, sebab patung-patung bernyawa hukumnya haram berdasarkan dalil dari sunnah yang mulia.
عَنْ أَبِى الْهَيَّاجِ الأَسَدِىِّ قَالَ قَالَ لِى عَلِىُّ بْنُ أَبِى طَالِبٍ أَلاَّ أَبْعَثُكَ عَلَى مَا بَعَثَنِى عَلَيْهِ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- أَنْ لاَ تَدَعَ تِمْثَالا إِلاَّ طَمَسْتَهُ وَلاَ قَبْرًا مُشْرِفًا إِلاَّ سَوَّيْتَهُ
“Dari Abul Hayyaj Al-Asadi, ia berkata, Ali bin Abi Thalib berkata kepadaku, Aku akan mengutusmu sebagaimana Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam pernah mengutusku, janganlah engkau biarkan sebuah patung kecuali engkau hancurkan, dan kuburan yang ditinggikan kecuali engkau ratakan.” [HR. Muslim dan Abu Daud dalam Sunannya (lafaz pada fatwa milik Abu Daud)]
Oleh karena itu wajib menghilangkan patung tersebut, dan memperingatkan kepada yang diberikan tugas untuk tidak lagi membuat patung-patung bernyawa.
Semoga Allah memberikan taufiq untuk semuanya kepada apa yang dicintai dan diridhoinya.
Wassalaamu’alaykum warohmatullahi wabarokaatuh.
Ttd
Mufti umum Kerajaan Saudi Arabia
Dan Pemimpin Komite Ulama Besar dan Kantor Pembahasan Ilmiah dan Fatwa.

Senin, 10 Juni 2013

HUKUM KALIGRAFI DI MASJID

HUKUM KALIGRAFI DI MASJID

Untitled-2

Pembaca yang budiman, mungkin anda sering menemukan kaligrafi di sebagian tempat-tempat dan fasilitas umum. Kaligrafi ini bertuliskan lafazh jalalah (lafazh Allah), dengan nama Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam-; tertulis dari kanan ke kiri ( اللهُ مُحَمَّدٌ ) .

Kaligrafi ini biasa dipasang dalam bentuk stiker poster, dan lainnya di mobil-mobil, rumah-rumah, dan tempat lainnya. Bahkan kaligrafi ini banyak ditemukan pada mayoritas masjid-masjid di negeri kita, tanpa ada pertanyaan dan koreksi sedikitpun. Seakan-akan kaligrafi itu tak bermasalah. Tapi apakah demikian halnya?!

Penyembah Akal adalah pengikut Iblis

Penyembah Akal adalah pengikut Iblis

(ditulis oleh: Al-Ustadz Qomar Suaidi Lc.)
Ketika Nabi Adam u baru diciptakan, Allah I memerintahkan malaikat dan Iblis untuk bersujud kepadanya. Malaikat mematuhi perintah Allah I itu namun tidak demikian dengan Iblis. Dengan pemahaman akalnya, dia yang diciptakan Allah I dari api merasa lebih mulia daripada Adam u yang diciptakan dari tanah. Allah I pun murka dengan sikap Iblis tersebut. Inilah awal mula kesesatan akibat lebih mengedepankan akal dibanding nash. Dan perbuatan Iblis ini masih diikuti oleh sekelompok manusia sampai sekarang.
Islam adalah agama yang sempurna. Kesempurnaan ini akan senantiasa dijaga oleh Allah sampai hari kiamat. Namun, sudah menjadi sunatullah bahwa akan selalu muncul orang-orang ataupun kelompok yang berusaha merusak atau pun memunculkan kekaburan pada agama yang sudah jelas ini.
Di antaranya adalah perusakan yang dilakukan oleh orang-orang yang lebih mengedepankan akal dibanding nash Al Qur’an dan As Sunnah. Gerakan ini muncul di banyak tempat dan sudah berlangsung sejak dulu. Termasuk di Indonesia, gerakan ini sekarang dikenal dengan Jaringan Islam Liberal (JIL).
Menurut pemahaman Ahlus Sunnah, satu hal yang sudah mapan (sudah pasti dan tetap) dalam aqidah bahwa dalam memahami agama ini harus selalu mendahulukan Al Qur’an dan As Sunnah berdasar pemahaman Salafus Shalih dibanding akal. Manakala ada sesuatu yang bertentangan dengan Al Qur’an dan As-Sunnah maka harus kita singkirkan. Hal ini berdasarkan apa yang Allah jelaskan dalam kitab-Nya dan Rasulullah sebutkan dalam Sunnahnya, di antaranya:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Al-Hujurat: 1)
“Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu dan janganlah kamu mengikuti pemimpin-pemimpin selain-Nya. Amat sedikitlah kamu mengambil pelajaran (darinya).”  (Al-A’raf: 3)
“Tentang sesuatu apapun kamu berselisih maka putusannya (terserah) kepada Allah. (Yang mempunyai sifat-sifat demikian) itulah Allah Tuhanku. Kepada-Nyalah aku bertawakkal dan kepada-Nyalah aku kembali.” (Asy-Syura: 10)
Nabi r bersabda:

Minggu, 02 Juni 2013

Akal Bukanlah Segalanya

Akal Bukanlah Segalanya

(ditulis oleh: Al-Ustadz Abu Karimah Askari bin Jamaluddin Al-Bugisi)

“Mereka bertanya kepadamu tentang ruh. Katakanlah: ‘Ruh itu termasuk urusan Rabbku dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit’.” (Al-Isra: 85)
Sebab Turunnya Ayat
Diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhari dan Muslim dalam Shahih keduanya dari hadits ‘Alqamah dari Abdullah bin Mas’ud z berkata: Ketika aku berjalan bersama Rasulullah r di sebuah daerah pertanian dalam keadaan beliau bertumpuan pada sebuah tongkat dari pelepah korma, tiba-tiba lewat beberapa orang Yahudi. Sebagian mereka berkata kepada sebagian lainnya: “Tanyakan pada dia tentang ruh.”
Sebagian dari mereka berkata: “(Jangan tanya dia). Jangan sampai dia mendatangkan sesuatu yang kalian benci.”
Berkata lagi (sebagiannya): “Tanyalah dia.”
Mereka pun bertanya tentang ruh, maka Rasulullah r diam dan tidak menjawab sedikitpun. Aku tahu wahyu sedang diturunkan kepada beliau. maka akupun berdiri dari tempatku. Turunlah firman Allah: “Mereka bertanya kepadamu tentang ruh, maka katakanlah bahwa itu  urusan Rabb-ku dan kalian tidaklah diberi ilmu tentangnya kecuali sedikit.” (HR. Al-Bukhari no. 4352 dan Muslim no. 5002)