Halaman

Selasa, 29 Oktober 2013

Mata Lelah

Mata Lelah di Era Digital

Jangan Dipaksa! Kemampuan Mata Menatap Komputer Ada Batasnya

AN Uyung Pramudiarja - detikHealth
Rabu, 30/10/2013 08:01 WIB
ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Jakarta, Zaman semakin modern, semua urusan kini dikerjakan secara digital dengan bantuan komputer dan berbagai perangkat canggih lainnya. Salah satu korbannya adalah mata, yang kerap kelelahan karena dipaksa menatap layar monitor seharian.

Banyak profesi atau pekerjaan yang mengharuskan seseorang untuk bekerja seharian di depan komputer. Sekretaris, penulis, dan bahkan petugas parkir pun harus menatap layar monitor dalam waktu lama. Wajar bila banyak orang mengeluhkan mata lelah.

Bukan cuma cahaya terang yang dipancarkannya, layar monitor juga menyiksa mata dengan tulisan-tulisan dalam huruf sangat kecil yang ditampilkannya. Otot mata dipaksa untuk bekerja keras, sama kerasnya dibandingkan dengan mengamati objek detail dalam waktu lama.

Spesialis mata dari RS Cicendo, Bandung, dr Nina Ratnaningsih, SpM(K) menyebut beban mata saat menatap layar monitor sama seperti saat mata harus melihat dekat. Mata bekerja lebih keras, dan karenanya harus diistirahatkan secara berkala agar tidak kelelahan.

"Kemampuan mata untuk melihat dekat ada batasnya, nggak bisa dipaksakan. Batas kerja mata untuk melihat dekat secara terus-menerus hanya 20 menit," kata dr Nina dalam perbincangan dengan detikHealth, seperti ditulis pada Rabu (30/10/2013).

Setelah mencapai batas tersebut, mata harus diistirahatkan untuk memulihkan kemampuannya melihat dekat. Tidak butuh waktu lama untuk mengembalikan mata menjadi bugar seperti semula, cukup 20 detik setiap 20 menit. Apa yang harus dilakukan dalam 20 detik?

"Yang jelas bukan untuk melihat HP. Saat istirahat 20 detik, mata harus melihat sesuatu pada jarak 20 feet (sekitar 6 meter). Gampang kan, 20-20-20. Itu saja yang harus dipegang," saran dr Nina soal pedoman menjaga kebugaran mata agar tidak cepat lelah.

Bila mata telah melampaui batas kemampuannya dalam memelototi layar monitor, tanda-tanda seperti apa yang perlu diwaspadai dan apa risiko terburuknya dalam jangka panjang? Ulasan khas detikHealth kali ini akan membahas tuntas perihal 'Mata Lelah di Era Digital'. Jangan lewatkan!

(up/vit)

Senin, 28 Oktober 2013

Puzzle Cinta

Keluarga

Sekeping Puzzle Cinta

( kado kecil untuk yang akan dan ingin menikah)
sekeping puzzle cinta
Saya baru menyadari ternyata rasa takut juga bagian dari cinta. Jika diibaratkan sebagai sebuah lukisan indah, Cinta adalah gambar hidup yang menghembuskan nafas-nafas kehidupan. Perasaan takut telah mengambil bagian tersendiri di dalam lukisan itu sebagai kepingan puzzle yang cukup menentukan letak keindahannya. Tanpa rasa takut, lukisan Cinta tidak akan benar-benar hidup.Kenapa bisa?
Cinta akan melahirkan rasa takut…Takut kehilangan, takut berpisah, takut menyakiti, takut mengecewakan dan takut-takut lainnya yang akan menggores lukisan Cinta. Bagi kita yang telah dan pernah merasakan Cinta syar’i, rasa takut semacam ini sungguh-sungguh hadir menyertai setiap langkah kaki.
Mungkin ada juga yang merasakan takut-takut semacam ini dengan alasan pernah jatuh Cinta. Akan tetapi, Cinta yang syar’i -kah itu? Sensasi rasa takut yang ikut mengalir bersama Cinta yang syar’i sungguh-sungguh berbeda! Seperti apakah Cinta syar’i itu? Bukan pacaran seperti lazimnya orang sekarang! Bukan nafsu sesaat yang menjadi trend saat ini!
Cinta syar’i adalah simbol suci dari janji setia antara dua mempelai dalam akad ijab kabul berdasarkan syaria’t Islam. Cinta syar’i disebut oleh Al Qur’an sebagai miitsaaqan ghaliidzaa. Perjanjian berat yang mengikat, seperti itulah maknanya kurang lebih. Cinta syar’i adalah dunia keindahan tanpa batas. Dari awal hingga akhir hanya berisi hal-hal indah.Walau terkadang muncul konflik,toh akan berujung dengan keindahan juga.
Cinta syar’i merupakan sumber ketenangan, ketentraman dan siraman rahmat. Seakan tiada yang menyusahkan hati,tak ada yang memberatkan pundak juga tanpa kesulitan yang mengikat, jika seorang hamba telah melabuhkan dirinya dalam dermaga bernama Cinta syar’i.
Subhaanallah!
Oh…alangkah hebat dan indahnya Allah menggambarkan Cinta syar’i di dalam Al Qur’an! Simaklah firman Nya berikut ini ;
     وَمِنْ ءَايَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِّتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُم مَّوَدَّةً
 وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لأَيَاتٍ لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang.Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir. (QS. 30:21)

 

Kamis, 24 Oktober 2013

Doa Mendengar Azan yang Shahih

Doa Mendengar Azan yang Shahih dan Lima Tambahan Lafaz yang Dha’if

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Doa Adzan
1. Do’a mendengar azan:
عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ : مَنْ قَالَ حِينَ يَسْمَعُ النِّدَاءَ اللَّهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّة وَالصَّلاَةِ الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيلَةَ وَالْفَضِيلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُودًا الَّذِي وَعَدْتَهُ حَلَّتْ لَهُ شَفَاعَتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu’anhuma, bahwa Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda: Barangsiapa yang membaca do’a ketika mendengar azan:
اللَّهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّة وَالصَّلاَةِ الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيلَةَ وَالْفَضِيلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُودًا الَّذِي وَعَدْتَهُ
“Allahumma Robba haadzihid da’watit taammati wash-sholaatill qooimah, Aati Muhammadanil wasiilata wal fadhiilah, wab’atshu maqoomam mahmuuda-nillladzi wa’adtahu.”
“Ya Allah Pemilik seruan yang sempurna ini dan sholat yang ditegakkan, anugerahkanlah kepada Nabi Muhammad; wasilah (kedudukan yang tinggi di surga) dan keutamaan (melebihi seluruh makhluk), dan bangkitkanlah beliau dalam kedudukan terpuji yang telah Engkau janjikan.”

Rabu, 16 Oktober 2013

Mukjizat

Mukjizat sebagai Tanda Kenabian

mukjizat
Al-Ustadz Abulfaruq Ayip Syafruddin
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

إِذَا وَقَعَ الذُّبَابُ فِي شَرَابِ أَحَدِكُمْ فَلْيَغْمِسْهُ ثُمَّ لِيَنْزِعْهُ فَإِنَّ فِي إِحْدَى جَنَاحَيْهِ دَاءً وَالْأُخْرَى شِفَاءً

“Apabila lalat hinggap (menjilat) pada minuman salah seorang kalian, tenggelamkanlah lalat itu lantas angkat (buang) lalat tersebut. Sesungguhnya salah satu sayapnya mengandung racun dan sayap lainnya mengandung penawar.” (HR. al-Bukhari, no. 3320, Abu Dawud no. 3844)
Menurut asy-Syaikh Shalih bin Fauzan bin Abdullah al-Fauzan hafizhahullah, hadits ini menjelaskan tentang salah satu dari sekian banyak mukjizat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam. Disebutkan sebagai mukjizat dari sisi kabar yang disampaikan beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam perihal keburukan yang telah Allah Subhanahu wata’ala tetapkan pada seekor lalat, dan kebaikan (penawar) yang Allah Subhanahu wata’ala lekatkan pula pada lalat tersebut. Hal ini tidaklah bisa dikabarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam kecuali melalui wahyu. Sebab, urusan ini bersifat gaib, tak satu pun makhluk mengetahuinya. Ini termasuk mukjizat Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam. (Tashil al-Ilmam bi Fiqh lil Ahadits min Bulughil al-Maram, I/63)
Dalam kisah lain, saat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bepergian bersama para sahabat , di tengah-tengah perjalanan mereka kehabisan air. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam mengutus Ali dan seorang sahabat lainnya guna mencari air. Ketika mencari air, Ali dan seorang sahabat ini bertemu dengan seorang wanita bersama untanya. Pada unta milik si wanita terdapat dua tempat air yang tergantung. Lantas keduanya bertanya kepada wanita tersebut letak sumber mata air. Keduanya menyangka bahwa sumber mata air dekat. Wanita itu menjelaskan bahwa untuk memperoleh air itu ia harus berjalan sejak kemarin. Ini menunjukkan bahwa lokasi sumber air sangatlah jauh. Wanita itu pun lantas diminta menemui RasulullahShallallahu ‘alaihi wasallam.
Wanita itu pun memenuhi permintaan keduanya dan berangkat menemui Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam. Setelah berada di hadapan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, kemudian beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam meminta untuk mengambil tempat air wanita itu yang tinggal sedikit airnya. Kemudian beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam memanggil para sahabat seraya bersabda, “Tuangkan, tuangkan!” Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam meletakkan tangan beliau pada air tersebut. Allah Subhanahu wata’ala pun menjadikan air yang sedikit itu menjadi berkah. Seluruh prajurit muslim yang bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam mendapatkan air itu dan berwudhu. Tak hanya itu, mereka pun bisa mengambil air itu dan menyimpannya untuk bekal di perjalanan. Inilah mukjizat Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam. Kisah lain terjadi saat Perang Tabuk.
Pasukan kaum muslimin kehabisan perbekalan. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam meminta para sahabat untuk menyembelih sebagian unta yang mereka bawa untuk dimakan. Melihat hal itu, Umar bin al- Khaththab radhiyallahu ‘anhumenemui Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dan berkata, “Wahai Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, engkau memperkenankan para sahabat menyembelih untanya. Saya khawatir bakal kehabisan bekal lagi (yaitu, jika unta-unta itu disembelih, mereka hendak berkendara apa, padahal jarak ke tempat yang dituju masih jauh).” Kata Umar, “Saya usul, bagaimana jika engkau meminta para sahabat untuk mengumpulkan perbekalan mereka yang tersisa lalu engkau doakan agar mendapat berkah?” Jawab beliau, “Ya, baik.”

Senin, 07 Oktober 2013

Lidah Tergigit

Lidah Tak Sengaja Tergigit Saat Makan? Ini Cara Mengobatinya

Ajeng Annastasia Kinanti - detikHealth
Selasa, 08/10/2013 10:05 WIB


Jakarta,
 Makan sambil berbicara seringkali membuat lidah tergigit. Kondisi ini tentu akan menimbulkan rasa nyeri seketika dan cukup lama hilang. Untuk mengatasinya, ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan.

Dikutip dari Boldsky, Selasa (8/10/2013), lidah yang tergigit cukup dalam juga dapat menjadi sariawan dan membuat Anda tak nyaman untuk makan kembali maupun untuk berbicara. Oleh sebab itu, agar lidah yang tergigit cepat sembuh dan tak berkembang menjadi lebih parah, lakukan hal berikut:

1. Menghisap es batu

Jika lidah Anda tergigit, maka langkah paling mudah yang dapat Anda lakukan adalah mencari es batu. Letakkan es batu di dalam mulut untuk meredakan sensasi nyeri yang Anda rasakan. Selain itu, menghisap es batu juga akan mengurangi risiko Anda mengalami luka dan perdarahan.

2. Berkumur dengan air garam

Selain saat nyeri gigi, berkumur air garam juga membantu saat lidah Anda tak sengaja tergigit. Caranya, berkumurlah dengan menggunakan larutan air garam selama beberapa detik. Air garam memiliki sifat anti-bakteri, melawan bakteri, dan mencegah infeksi.

3. Campuran baking soda dan air

Buatlah pasta dengan mencampurkan baking soda dan air. Kemudian, dengan bantuan kapas oleskan pasta pada lidah. Ini merupakan salah satu cara alami untuk menyembuhkan luka gigitan di lidah.

4. Oleskan dengan madu

Madu dapat secara alami dan efektif menyembuhkan luka akibat gigitan di lidah. Oleskan 1 sendok madu 2 kali sehari setelah makan. Luka gigitan di lidah akan lebih cepat sembuh.

5. Minum air putih

Selain madu, air putih merupakan salah satu obat alami untuk menyembuhkan luka gigitan di lidah. Jika ada, sebaiknya gunakan air dingin karena dapat memberikan efek menenangkan dan sekaligus mengompres.

6. Hindari makanan pedas

Jika Anda sedang memiliki luka gigitan di lidah, sebaiknya hindari konsumsi makanan pedas. Sebab makanan pedas dapat menyebabkan peradangan pada luka gigitan, membuat luka semakin parah, dan memperlambat proses penyembuhan.

(ajg/vit)

Jalan Keluar dari Fitnah

Bimbingan Nabawi

Merupakan Jalan Keluar dari Fitnah

dan Perlindungan dari Kesesatan dan Ketergelinciran

(al-’Allamah asy-Syaikh Rabi’ bin Hadi al-Madkhalli hafizhahullah)
الحمد لله، والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن اتبع هداه
أما بعد :
Kita memuji Allah Ta’ala atas pertemuan yang sangat baik ini, di atas puncak mahabbah (kecintaan) dan ukhuwwah fillah. Semoga Allah menyatukan kita dengan mahabbah ini di bawah naungan ‘Arsy-Nya pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya. Semoga Allah menjadi kami dan kalian semua termasuk orang-orang yang mendengar suatu ucapan dan mengikuti yang terbaik dari ucapan tersebut.
Sungguh aku menasehatkan kepada diriku dan antum semua dengan taqwa kepada Allah dan ikhlash untuk-Nya, kokoh di atas al-Haq, berpegang teguh dengan al-Kitab dan as-Sunnah sebagaimana yang dipahami oleh salafush shalih, baik dalam permasalahan aqidah, ibadah, manhaj, maupun akhlak.
Aku wasiatkan kalian dengan semua hal di atas, dan hendaknya kalian benar-benar mementingkannya serta benar-benar kalian junjung tinggi. Juga hendaknya kalian saling bersaudara, saling mencintai, senantiasa mengupayakan sebab-sebab yang bisa mendatangkan kecintaan dan kesatuan antar kalian. Hendaknya kalian menjauhi segala fitnah, problem, dan sebab-sebab perselisihan antar kalian. Sebab-sebab perselisihan itu sangat banyak, maka jauhilah.

Minggu, 06 Oktober 2013

Amalan-amalan Bulan Dzulhijjah dan Keutamaannya

Amalan-amalan Bulan Dzulhijjah dan Keutamaannya

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah ta’ala atas segala nikmat yang dicurahkan kepada hamba-hamba-Nya. Seorang hamba dituntut untuk selalu beribadah kepada Allah ta’ala sepanjang hayatnya. Allah ta’ala berfirman,
وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ
“Dan beribadahlah kepada Rabbmu sampai datang kepadamu kematian.” [Al-Hijr: 99]
Dengan hikmah dan rahmat-Nya, Allah ta’ala juga menetapkan berbagai macam bentuk ibadah di waktu-waktu tertentu. Semua itu dalam rangka menyempurnakan tujuan penciptaan manusia di muka bumi ini. Allah ta’ala berfirman,
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ مَا أُرِيدُ مِنْهُمْ مِنْ رِزْقٍ وَمَا أُرِيدُ أَنْ يُطْعِمُونِ إِنَّ اللَّهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِينُ
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku. Aku tidak menghendaki rezeki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi–Ku makan. Sesungguhnya Allah Dia-lah Maha Pemberi Rezeki yang mempunyai kekuatan lagi sangat kukuh.” [Adz-Dzariyat: 56-58]
Diantara waktu yang sangat utama untuk beribadah kepada Allah ta’ala adalah satu bulan yang mulia dalam Islam, yaitu bulan Dzulhijjah, terutama sepuluh hari awalnya. Allah ta’ala berfirman,
وَالْفَجْرِ وَلَيَالٍ عَشْرٍ
“Demi waktu fajar. Dan demi malam yang sepuluh.” [Al-Fajr: 1-2]
Banyak ahli tafsir menjelaskan bahwa makna “malam yang sepuluh” dalam ayat diatas adalah sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, dan Allah ta’ala bersumpah dengannya menunjukkan bahwa ia memiliki keutamaan. Al-Imam Ibnu Katsir rahimahullahmenyebutkan dalam Tafsir beliau,
والليالي العشر: المراد بها عشر ذي الحجة. كما قاله ابن عباس، وابن الزبير، ومجاهد، وغير واحد من السلف والخلف
“Sepuluh malam yang dimaksud dalam ayat ini adalah sepuluh hari pertama di bulan Dzulhijjah, sebagaimana dikatakan oleh Ibnu ‘Abbas, Ibnuz Zubair, Mujahid dan banyak lagi ulama dari kalangan Salaf dan Khalaf yang berpendapat demikian.” [Tafsir Ibnu Katsir, 8/390]
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam juga telah menjelaskan keutamaannya dalam sabda beliau,
مَا مِنْ أَيَّامٍ العَمَلُ الصَّالِحُ فِيهِنَّ أَحَبُّ إِلَى اللهِ مِنْ هَذِهِ الأَيَّامِ العَشْرِ ، فَقَالُوا : يَا رَسُولَ اللهِ ، وَلاَ الجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللهِ ؟ فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : وَلاَ الجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللهِ ، إِلاَّ رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَيْءٍ
“Tidaklah ada hari-hari yang lebih dicintai Allah ta’ala untuk beramal shalih melebihi sepuluh hari pertama di bulan Dzulhijjah.” Sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, tidak pula jihad di jalan Allah?” Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda, “Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali seseorang yang keluar berjihad bersama diri dan hartanya, lalu tidak ada yang kembali sedikitpun.” [HR. Al-Bukhari, no. 969 dan At-Tirmidzi, no. 757 dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu’anhuma. Lafazh ini milik At-Tirmidzi dan dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani]
Amalan-amalan di Bulan Dzulhijjah
Pertama: Memperbanyak Amal Shalih
Hadits di atas menunjukkan disyari’atkannya memperbanyak amal shalih secara umum pada sepuluh hari pertama Dzulhijjah. Sebagaimana juga disebutkan dalam riwayat yang lain dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu’anhuma, Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,
مَا مِنْ عَمَلٍ أَزْكَى عِنْدَ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ وَلاَ أَعْظَمَ أَجْرًا مِنْ خَيْرٍ يَعْمَلُهُ فِي عَشْرِ الأَضْحَى
“Tidak ada satu amalan yang lebih suci di sisi Allah ‘azza wa jalla dan lebih besar pahalanya dari satu kebaikan yang dilakukan seseorang pada sepuluh hari pertama Dzulhijjah.” [HR. Ad-Darimi dalam Sunan-nya no. 1776 dan Al-Baihaqi dalam Syu’abul Imanno. 3476, dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shahih At-Targhibno. 1248]
Kedua: Haji dan Umroh
Ibadah umroh disyari’atkan sepanjang tahun, adapun menyatukan ibadah haji dan umroh sekaligus hanyalah disyari’atkan pada bulan Syawwal, Dzulqa’dah dan sebagian Dzulhijjah. Allah ta’ala berfirman,
الْحَجُّ أَشْهُرٌ مَّعْلُومَاتٌ فَمَن فَرَضَ فِيهِنَّ الْحَجَّ فَلاَ رَفَثَ وَلاَ فُسُوقَ وَلاَ جِدَالَ فِي الْحَجِّ وَمَا تَفْعَلُواْ مِنْ خَيْرٍ يَعْلَمْهُ اللَّهُ وَتَزَوَّدُواْ فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى وَاتَّقُونِ يَا أُوْلِي الأَلْبَابِ
“(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh berbuat keji, berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji. Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal.” [Al-Baqoroh: 197]
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,
الْعُمْرَةُ إِلَى الْعُمْرَةِ كَفَّارَةٌ لِمَا بَيْنَهُمَا وَالْحَجُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلاَّ الْجَنَّةُ
“Antara umroh sampai umroh berikutnya adalah penghapus dosa yang dilakukan antara keduanya, dan haji yang mabrur tidaklah ada balasannya kecuali surga.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu]
Adapun yang dimaksud dengan haji mabrur adalah haji yang memenuhi minimal tiga syarat:
  1. Ikhlas karena Allah ta’ala, yang dilandasi dengan tauhid yang murni tanpa tercampur dengan kesyirikan sedikitpun, dan bukan karena ingin pamer atau ingin dipanggil “Pak Haji” dan “Bu Haji”
  2. Mencontoh Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam dalam pelaksanaannya, tidak melakukan bid’ah atau amalan yang tidak berdasarkan pada Al-Qur’an dan As-Sunnah
  3. Berusaha menjauhi perbuatan-perbuatan yang haram sebelum menunaikan ibadah haji, ketika menunaikannya maupun setelahnya.
Ketiga: Puasa Sunnah