Halaman

Kamis, 30 Oktober 2014

Terungkap! Begini Cara Memencet Jerawat yang Benar

Terungkap! Begini Cara Memencet Jerawat yang Benar

AN Uyung Pramudiarja - detikHealth
Jumat, 31/10/2014 09:30 WIB

Jakarta, Beberapa orang sangat terobsesi untuk memencet jerawat. Baik yang memang benar-benar merasa terganggu penampilannya, atau sekedar gemas ada benjolan jerawat yang menganggur seolah minta diisengin.

Namun dalam banyak kasus, tindakan memencet jerawat justru meninggalkan luka yang membekas. Belum lagi kalau kemudian disertai infeksi, maka jerawat justru akan semakin parah. Kalau sudah begini, barulah muncul penyesalan kenapa harus dipencet.

Selasa, 28 Oktober 2014




NASEHAT BAGI YANG BERMALAS – MALASAN, TIDAK MASUK KE SAF KECUALI SETELAH MENDEGAR IMAM BERTAKBIR UNTUK RUKUK.

Asy Syaikh Abdurrahman Al-‘Adeny -hafidhahullah-
Pertanyaan:
Apa hukum bagi seorang yang berada di dalam masjid pada saat ditegakkannya shalat tarawih, akan tetapi dia tidak masuk ke saf kecuali setelah mendegar imam bertakbir untuk ruku’, dan dia tidak membaca surat Al-Fatihah ?
Jawab:
Ini merupakan perbuatan yang keliru.
Nabi Shallallahu ‘alihi wa sallam bersabda kepada Abu Bakrah ketika dia masuk ke masjid dan mendapati imam sedang rukuk, maka ia langsung rukuk, dan berjalan menuju saf dalam keadaan rukuk “Semoga Allah menambah semangatmu, akan tetapi jangan kamu ulangi lagi perbuatan itu (mendatangi shalat dengan terburu – buru)”.
Kondisi ini ketika dia datang terlambat (masbuk), adapun kalau dia berada di dalam masjid kemudian sengaja memperlambat masuk ke saf, maka dikhawatirkan rakaat tersebut tidak sah.
Wahai saudaraku..”
Kita katakan kepada mereka, ” Apa yang engkau inginkan dari shalatmu ! “.
Shalat adalah ibadah. Seorang hamba mengerjakan ibadah dengan penuh semangat, ketundukan serta keikhlasan hanya mengharap pahala dari Allah Subhanahu wa Ta’aala.
Allah berfirman :
وَافْعَلُوا الْخَيْرَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Berbuatlah kebaikan agar kamu beruntung “. QS. Al-haj: 77
Dan juga ;
فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ ۚ
” Berlomba – lombalah kamu dalam kebaikan”. QS. Al-baqarah: 148
Apakah dia menginginkan pujian dari manusia. Ataukah dia bermuamalah bersama Allah Subhanahu wa Ta’aala. Kalau bermuamalah bersama Allah seharusnya dilandasi dengan keikhlasan mengharap pahala dari Allah semata.
Mereka yang bermalas – malasan mengerjakan sholat, menunggu imam rukuk baru bergegas menuju saf, mereka ini telah dipermainkan oleh syaithan. Dan dikhawatirkan rakaatnya tidak sah disebabkan tidak membaca surat Al-Fatihah.
Para ulama berbeda pendapat tentang hukum seorang yang tidak membaca Al-Fatihah di dalam shalatnya?
Mayoritas ulama mutaqoddimin (terdahulu) berpendapat dia tidak mendapatkan rakaat, berdasarkan keumuman hadits, ” Tidak sah shalat bagi yang tidak membaca Al-Fatihah”.
Ulama juga berselisih tentang seorang masbuk yang mendapati imam sedang rukuk. Apakah dia mendapatkan satu rakaat atau tidak?

PERHIASAN KAUM HAWA : PERHIASAN RAMBUT

FATWA – FATWA TENTANG PERHIASAN KAUM HAWA : PERHIASAN RAMBUT

FATWA - FATWA TENTANG PERHIASAN KAUM HAWA
PERHIASAN RAMBUT

Senin, 27 Oktober 2014

Anjuran Berpuasa di Bulan Muharram

Anjuran Berpuasa di Bulan Muharram (Penulis: Al-Ustadz Abdul Barr Hafizhahullah)

بسم الله و الصلاة والسلا م على رسول الله و على آله وأصحابه و من اتبع هداه، أما بعد:

Puasa Muharram Sebulan Penuh
Alhamdulillah, puja dan syukur kita panjatkan kepada Allah serta sholawat dan salam semoga tercurahkan kepada junjungan kita nabi Muhammad, keluarganya, para sahabatnya dan seluruh pengikutnya.
Segala puji bagi Allah yang dengan rahmat dan kasih sayangNya, memberikan kepada segenap kaum mukminin berbagai jalan menuju keridhoanNya.
Diantara bentuk kasih sayangNya, Allah menganjurkan kepada kita untuk banyak berpuasa, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam,
إِنَّ فِي الْجَنَّةِ بَابًا يُقَالُ لَهُ الرَّيَّانُ يَدْخُلُ مِنْهُ الصَّائِمُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ لاَ يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ
“Sesungguhnya di surga ada sebuah pintu yang bernama ar-royyaan, yang akan dimasuki oleh orang-orang yang berpuasa, tidak ada seorang pun yang akan memasukinya selain mereka.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Sahl bin Sa'ad radhiyallahu'anhu]
Dalam hadits Abu Umamah Al-Bahili radhiyallahu’anhu,
فَقُلْتُ : يَا رَسُولَ اللهِ ، مُرْنِي بِعَمَلٍ آخُذُهُ عَنْكَ يَنْفَعُنِي اللَّهُ بِهِ . قَالَ : عَلَيْكَ بِالصَّوْمِ ؛ فَإِنَّهُ لاَ مِثْلَ لَهُ . قَالَ : فَكَانَ أَبُو أُمَامَةَ وَامْرَأَتُهُ وَخَادِمُهُ لاَ يُلْفَوْنَ إِلاَّ صِيَامًا ، فَإِذَا رَأَوْا نَارًا أَوْ دُخَانًا بِالنَّهَارِ فِي مَنْزِلِهِمْ عَرَفُوا أَنَّهُمْ اعْتَرَاهُمْ ضَيْفٌ
“Aku berkata: Wahai Rasulullah ajarkan kepadaku sebuah amalan yang dengannya Allah memberikan manfaat kepadaku. Beliau pun bersabda, “Hendaklah engkau berpuasa karena tidak ada ibadah yang semisalnya.” Maka setelah itu, tidaklah terlihat Abu Umamah, istrinya dan pembantunya melainkan dalam keadaan berpuasa, lalu apabila orang-orang melihat di rumahnya ada api atau asap mengepul di siang hari maka mereka pun tahu bahwa ada tamu yang berkunjung.”[HR. Ahmad, Shahihul Jaami’: 4044]

Alangkah Baiknya Jika Anda Diam

Alangkah Baiknya Jika Anda Diam

silent please
Di antara hal yang menambah ketegangan kehidupan rumah tangga sepasang suami istri ketika dalam keadaan berselisih masing-masing angkat bicara dalam keadaan emosi dan marah. Sang suami merasa istrinya melawannya, ketika istrinya angkat suara dalam keadaan marah sehingga memperkeruh keadaan. Maka langkah yang cerdik dan jitu yang dilakukan oleh seorang istri shalihah adalah dengan diam sejenak menunggu waktu yang pas setelah meredanya amarah suaminya. Baru ia mengutarakan apa yang ia ingin katakan dengan baik atau sekedar untuk minta maaf dan memperlihatkan kebutuhan dan kecintaan dirinya kepada suaminya. Maka Anda, wahai para istri akan melihat hasil yang menakjubkan dari suami Anda, jika Anda selalu berusaha bershabar dan melakukan tindakan di atas.

Amalan Bulan Muharram dan Peringatan dari Kemungkaran-kemungkaran di Dalamnya

Home / Aqidah / Amalan Bulan Muharram dan Peringatan dari Kemungkaran-kemungkaran di Dalamnya

Amalan Bulan Muharram dan Peringatan dari Kemungkaran-kemungkaran di Dalamnya

Amalan Bulan Muharram dan Peringatan dari Kemungkaran-kemungkaran di Dalamnya

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Peringatan dari Kemungkaran-kemungkaran di Bulan Muharram
Allah ta’ala berfirman,
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُم ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ
“Sesungguhnya jumlah bulan di sisi Allah adalah 12 bulan dalam kitab Allah pada hari Dia menciptakan langit dan bumi, diantaranya 4 bulan yang haram, itulah agama yang lurus, maka janganlah kalian menzalimi diri-diri kalian di bulan-bulan itu.” [At-Taubah: 36]
Apa saja yang dimaksud dengan bulan haram? Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,
السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ثَلاَثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ وَرَجَبٌ شَهْرُ مُضَرَ الَّذِى بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ
“Tahun itu terdiri dari 12 bulan, diantaranya 4 bulan haram; tiga bulan berurutan: Dzul Qo’dah, Dzul Hijjah dan Muharram. Adapun Rajab yang juga merupakan bulannya kaum Mudhar, berada diantara Jumaada dan Sya’ban.” [Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Bakrah radhiyallahu’anhu]

Rabu, 22 Oktober 2014

Pertanyaaan Tentang Keistimewaan Bulan Muharram

Pertanyaaan Tentang Keistimewaan Bulan Muharram

Puasa-Muharram1
PERTANYAAN TENTANG KEISTIMEWAAN BULAN MUHARRAM
Al Ustadz Abu Utsman Kharisman
Betulkah Bulan Muharram adalah Bulan yang Istimewa?
Jawaban :
Ya, benar. Bulan Muharram memiliki beberapa keistimewaan, di antaranya :
1. Sebagai salah satu dari 4 bulan Haram, yang di dalamnya dilarang untuk memulai peperangan dan perbuatan dosa yang dilakukan di bulan-bulan itu akan dilipatgandakan dosanya. Para Ulama Salaf, di antaranya Sufyan ats-Tsaury juga suka memperbanyak puasa di bulan-bulan Haram.
إِنَّ الزَّمَانَ قَدْ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ اللَّهُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ثَلَاثٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِي بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ
Sesungguhnya zaman telah berputar seperti bentuknya pada hari Allah cipatkan langit dan bumi. Setahun ada 12 bulan. Di antaranya 4 bulan haram (mulya). Tiga bulan berurutan : Dzulqo’dah, Dzulhijjah, dan Muharram. (Bulan satunya) adalah Rajab Mudhar yang berada di bulan Jumada dengan Sya’ban (H.R alBukhari dan Muslim)
2. Disebut sebagai Syahrullah (bulan Allah).
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ
Sebaik-baik puasa setelah Ramadhan adalah (di ) bulan Allah (yaitu) Muharram (H.R Muslim).
al-Imam anNawawy menjelaskan bahwa hadits ini menunjukkan bahwa bulan Muharram adalah bulan yang paling utama untuk melaksanakan puasa sunnah.
3. Berpuasa di tanggal 10 Muharram keutamaannya adalah menghapus dosa setahun lalu.
وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ
Dan puasa pada hari Asyura (10 Muharram), aku mengharapkan kepada Allah untuk menghapus dosa setahun sebelumnya (H.R Muslim)
Nabi juga pernah berkeinginan kuat untuk berpuasa di tanggal 9 Muharram (walaupun belum sempat terlaksana karena keburu meninggal dunia) :
لَئِنْ بَقِيتُ إِلَى قَابِلٍ لَأَصُومَنَّ التَّاسِعَ
Kalau seandainya aku masih hidup hingga tahun mendatang, sungguh-sungguh aku akan berpuasa di hari ke-9 (Muharram)(H.R Muslim)

Adakah Nabi Muhammad selalu melakukan puasa pembuka dan penutup tahun yang dikatakan sama dengan puasa 50 tahun ?
Jawab : Tidak. Hadits yang terkait dengan itu adalah hadits yang palsu, yang menyatakan:
من صام آخر يوم من ذى الحجة وأول يوم من المحرم فقد ختم السنة الماضية وافتتح السنة المستقبلة بصوم جعل الله له كفارة خمسين سنة
Barangsiapa yang berpuasa di akhir bulan Dzulhijjah dan awal bulan Muharram maka ia telah menutup tahun yang lalu dan membuka tahun ke depan dengan puasa, Allah akan jadikan baginya kaffarah 50 tahun
Itu adalah hadits yang palsu sebagaimana dijelaskan dalam kitab alMaudhu’aat karya Ibnul Jauzi(2/199) dan disepakati oleh as-Suyuuthy dalam al-Laaly al-Mashnu’ah (2/92) karena di dalam sanadnya terdapat perawi yang bernama alHarawy dan Wahb yang keduanya adalah pendusta.
Karena bulan Muharram dikatakan bulan istimewa, apakah kita dianjurkan beramal sholeh dan makan makanan yang lebih enak dari biasanya?
Jawab :

Terkait dengan itu, yang ada adalah hadits yang palsu:
إن الله افترض على بني إسرائيل صوم يوم في السنة وهو يوم عاشوراء وهو اليوم العاشر من المحرم فصوموه ووسعوا على أهليكم فإنه اليوم الذي تاب الله فيه على آدم

Selasa, 21 Oktober 2014

Hubungan Antara Rakyat dan Pemerintah Dalam Pandangan Islam

Hubungan Antara Rakyat dan Pemerintah Dalam Pandangan Islam

penguasa,pemerintah,demonstrasi,kritik
Al-Ustadz Ruwaifi bin Sulaimi

Manusia terfitrah sebagai makhluk sosial. Hidup mereka saling bergantung satu dengan yang lainnya. Allah Subhanahu wata’alamenciptakan mereka dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, lantas menjadikan mereka berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya saling mengenal. Allah Subhanahu wata’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kalian dari seorang lakilaki dan perempuan, serta menjadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersukusuku supaya kalian saling mengenal.” (al-Hujurat: 13)
Manakala menjalani kehidupannya dengan berbangsa-bangsa dan bersukusuku, secara sunnatullah manusia membutuhkan pemimpin yang dapat mengurusi berbagai problem yang mereka hadapi. Itulah manusia, makhluk Allah Subhanahu wata’alayang mendapatkan kepercayaan dari-Nya untuk memakmurkan bumi ini. Allah Subhanahu wata’ala mengaruniakan berbagai fasilitas kehidupan untuk mereka. Allah Subhanahu wata’ala berfirman,
وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِي آدَمَ وَحَمَلْنَاهُمْ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنَاهُم مِّنَ الطَّيِّبَاتِ وَفَضَّلْنَاهُمْ عَلَىٰ كَثِيرٍ مِّمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيلًا
“Sesungguhnya Kami telah memuliakan anak-anak Adam, Kami mengangkut mereka di daratan dan di lautan, Kami memberi mereka rezeki dari yang baik-baik, dan Kami melebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang Kami ciptakan.” (al-Isra’: 70)
أَمَّن يُجِيبُ الْمُضْطَرَّ إِذَا دَعَاهُ وَيَكْشِفُ السُّوءَ وَيَجْعَلُكُمْ خُلَفَاءَ الْأَرْضِ ۗ أَإِلَٰهٌ مَّعَ اللَّهِ ۚ قَلِيلًا مَّا تَذَكَّرُونَ
“Atau siapakah yang mengabulkan (doa) orang yang dalam kesulitan ketika dia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kalian (manusia) sebagai penguasa di bumi? Adakah selainAllahsembahan yang lain?! Amat sedikitlah kalian dalam mengingat(Nya).” (an- Naml: 62)

Tujuh Amalan




“TUJUH AMALAN YANG PAHALANYA SENANTIASA MENGALIR”

Rasulullah Shallallahu ‘Alaiyhi Wasallam bersabda:
سَبْعَةٌ يَجْرِي لِلْعَبْدِ أَجْرُهُنَّ بَعْدَ مَوْتِهِ وَهُوَ فِي قَبْرِهِ : مَنْ عَلَّمَ عِلْمًا ، أَوْ كَرَى نَهْرًا ، أَوْ حَفَرَ بِئْرًا ، أَوْ غَرَسَ نَخْلا ، أَوْ بَنَى مَسْجِدًا ، أَوْ وَرَّثَ مُصْحَفًا ، أَوْ تَرَكَ وَلَدًا يَسْتَغْفِرُ لَهُ بَعْدَ مَوْتِهِ
“Tujuh amalan yang pahalanya senantiasa mengalir bagi seorang hamba setelah wafat ketika berada di alam kubur, yaitu:

Senin, 20 Oktober 2014

Ahlus Sunnah Mendoakan Waliyyul amri

Ahlus Sunnah Mendoakan Waliyyul amri

berdoa
Al-Ustadz Abu Hamzah Yusuf
Al-Imam al-Barbahari rahimahumallah berkata, “Apabila engkau melihat ada orang yang mendoakan kebaikan untuk penguasa, ketahuilah dia seorang Ahlus Sunnah, insya Allah.”
Al-Imam Fudhail bin Iyadh rahimahumallah berkata, “Sekiranya aku mempunyai doa (yang terkabul), aku tidak akan mengarahkannya kecuali untuk penguasa.”
Seseorang bertanya, “Hai Abu Ali (Fudhail), jelaskan maksud kalimat ini kepada kami semua.”
Al-Imam Fudhail rahimahumallah menjawab, “Jika aku arahkan pada diriku, kebaikannya tidak akan kembali kecuali kepada diriku. Akan tetapi, jika aku arahkan kepada penguasa, penguasa itu akan menjadi baik sehingga baiklah keadaan rakyat dan negara.”
Maka dari itu, kita diperintah mendoakan waliyyul amri dengan kebaikan serta dilarang mencemooh atau memberontaknya walaupun penguasa itu zalim dan jahat. Sebab, kezaliman dan kejahatannya kembali kepada dirinya sendiri, sedangkan kebaikannya selain kembali kepada dirinya juga untuk seluruh muslimin.” (Syarhu Sunnah) Di dalam kitab I’tiqad Ahlus Sunnah,al-Imam al-Isma’ili rahimahumallah mengemukakan bahwa mereka, Ahlus Sunnah, memandang harusnya mendoakan kebaikan bagi penguasa dan mendorongnya berbuat adil. Ahlus Sunnah tidak memandang bolehnya memberontak dengan pedang/ senjata.