بسم الله الرحمن الرحيم
Allah Subhanahu wata’ala berfirman :
“Dan sesungguhnya inilah jalan-Ku yang lurus maka ikutilah dia dan jangan kamu ikuti jalan-jalan (lainnya) sebab jalan-jalan itu akan mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Demikianlah Allah berwasiat kepada kamu mudah-mudahan kamu bertaqwa.”
(QS. Al An’am : 153)
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda :
Sesungguhnya Allah meridlai tiga perkara untuk kamu –di antaranya beliau bersabda– : “ … dan hendaknya kamu semua berpegang dengan tali Allah.”
(Hadits dikeluarkan oleh Al Baghawy 1/202 nomor 101)
Hudzaifah bin Al Yaman radliyallahu ‘anhu berkata :
“Hai para Qari’ (pembaca Al Quran) bertaqwalah kepada Allah dan telusurilah jalan orang-orang sebelum kamu sebab demi Allah seandainya kamu melampaui mereka sungguh kamu melampaui sangat jauh dan jika kamu menyimpang ke kanan dan ke kiri
maka sungguh kamu telah tersesat sejauh- jauhnya.”
(Al Lalikai 1/90 nomor 119, Ibnu Wudldlah dalam Al Bida’ wan Nahyu ‘anha 17,
As
Sunnah Ibnu Nashr 30)
Ibnu Mas’ud radliyallahu ‘anhu berkata :
“Ikutilah dan jangan berbuat bid’ah! Sebab sungguh itu telah cukup bagi kalian. Dan (ketahuilah) bahwa setiap bid’ah adalah sesat.” (Ibnu Nashr 28 dan Ibnu Wudldlah 17)
Imam Az Zuhry berkata, ulama kita yang terdahulu selalu mengatakan :
“Berpegang dengan As Sunnah itu adalah keselamatan. Dan ilmu itu tercabut dengan segera maka tegaknya ilmu adalah kekokohan Islam sedangkan dengan perginya para ulama akan hilang pula semua itu (ilmu dan agama).” (Al Lalikai 1/94 nomor 136 dan Ad Darimy 1/58 nomor 16)
Imam Al Auza’i -rahimahulloh- berkata :
“Kami senantiasa mengikuti sunnah kemanapun ia beredar.” (Al Lalikai 1/64 nomor 47)
Imam Ahmad bin Hambal -rahimahulloh- berkata :
“Berhati-hatilah kamu jangan sampai menulis masalah apapun dari ahli ahwa’ sedikit atau pun banyak. Dan berpeganglah dengan Ahli Atsar dan Sunnah.” (As Siyar 11/231)
Imam Muqbil al-Wadi’iy rohimahulloh berkata:
“Dakwah kita tertolong disebabkan oleh sikap tamayyuz
(menampakkan perbedaan diatas alhaqq dan memisahkan diri dari ahlul bid’ah wa ahlul ahwa’)”
Berkata Imam Dammaj Yahya al-Hajuri -semoga Alloh menjaganya-
” Tidak penting kalian bodoh atau pintar, yang terpenting kalian KOKOH (tsabat) diatas sunnah !“
Berikut ini nukilan tulisan Akhuna Syaikh Abu Muhammad ‘Abdul Karim al-Husni -semoga Alloh menjaganya-, seorang Pengajar di Masjid al-Albani di Tanzania, yang berkesempatan beribadah umrah Ramadhan 1433H dan menziarahi Orang Tua Kita al-’Allamah Rabi’ al-Madkhali -semoga Alloh menjaganya- di Mekah Arab Saudi. Berikut bagian di mana dikutip perkataan Syaikh Rabi’ -semoga Alloh menjaganya- tentang lebih diutamakannya untuk rihlah menuntut ilmu, belajar agama ke Darul Hadits Dammaj Yaman daripada ke Universitas Islam Madinah Saudi Arabia.
Afwan ustadz hafidzahulloh, ana mau tanya, sekarang ini mulai tumbuh bank bank yg berlabelkan syariah, diantaranya bank Syariah mandiri.yg ana mau tanyakan apakah bank syariah mandiri itu sudah benar benar sesuai dengan syariah ?dan tentang peminjaman di bank syariah mandiri yang menggunakan istilah dalam bahasa arab, apakah itu sudah benar2 sesuai ajaran islam ? mohon penjelasan dari ustadz, jazakalloh khoir. baarokallohu fiikum