TADABBUR SURAT AL-INSAAN AYAT 13-17
TADABBUR SURAT AL-INSAAN AYAT 13-17
(Al Ustadz Abu Utsman Kharisman)
AYAT KE-TIGA BELAS
مُتَّكِئِينَ فِيهَا عَلَى الْأَرَائِكِ لَا يَرَوْنَ فِيهَا شَمْسًا وَلَا زَمْهَرِيرًا (13)
“Di sana mereka duduk bersandar di atas sofa-sofa, di sana mereka tidak melihat (merasakan) terik matahari dan tidak pula dingin yang berlebihan” (13)
Orang-orang beriman menikmati buah kesabaran yang dilakukan di dunia dengan duduk bersandar, sikap duduk penuh kelapangan, nyaman, santai, menikmati, dan kemewahan di atas dipan/ sofa yang dihias dengan penuh keindahan. Hawa yang dirasakan sangat nyaman dan menyenangkan. Tidak akan pernah merasakan lagi panas yang sangat yang menyengsarakan atau membikin gerah, tidak pula dingin yang sangat yang membikin sakit atau membinasakan.
AYAT KE-EMPAT BELAS
وَدَانِيَةً عَلَيْهِمْ ظِلَالُهَا وَذُلِّلَتْ قُطُوفُهَا تَذْلِيلًا (14)
“Dan naungan (pepohonannya) dekat di atas mereka, dan dimudahkan semudah-mudahnya untuk memetik (buahnya)” (14)
Buah-buahan surga sangat dekat dan mudah dijangkau sesuai kehendak penghuni surga. Bisa dipetik dengan mudah dalam keadaan berdiri, duduk, atau berbaring.
Sahabat Nabi al-Bara’ bin Azib radhiyallahu anhu menyatakan:
إِنَّ أَهْلَ الْجَنَّةِ يَأْكُلُوْنَ مِنْ ثِمَارِ الْجَنَّةِ قِيَامًا وَقُعُوْدًا وَمُضْطَجِعِيْنَ وَعَلَى أَيِّ حَالٍ شَاءُوا
“Sesungguhnya penduduk surga makan dari buah-buahan surga dalam keadaan berdiri, duduk, atau berbaring. Dan pada keadaan apapun yang mereka inginkan (riwayat al-Baihaqy dalam al-Ba’tsu wan Nusyuur, dinyatakan sanadnya hasan oleh al-Mundziri, dinyatakan shahih li ghoirihi oleh al-Albany)
AYAT KE-LIMA BELAS DAN ENAM BELAS
وَيُطَافُ عَلَيْهِمْ بِآَنِيَةٍ مِنْ فِضَّةٍ وَأَكْوَابٍ كَانَتْ قَوَارِيرَ (15)
“Dan diedarkan kepada mereka bejana-bejana dari perak dan gelas-gelas bening tembus pandang \” (15)
قَوَارِيرَ مِنْ فِضَّةٍ قَدَّرُوهَا تَقْدِيرًا (16)
“(bahan) bening tembus pandang yang terbuat dari perak, yang (isi minumannya) mereka tentukan kadarnya dengan tepat (sesuai keinginan mereka)”(16)
Gelas tempat minuman tembus pandang terbuat dari perak, dan isinya berupa minuman dengan takaran yang ditentukan oleh peminumnya sesuai kehendaknya. Takaran yang tepat dan pas, tidak kurang dan tidak pula berlebih. Tidak kurang hingga menyebabkan masih haus, tidak juga lebih yang menyebabkan kekenyangan hingga mengurangi kenikmatan. Juga mereka tentukan kadar rasanya sesuai dengan yang terbetik dalam hati.
AYAT KE-TUJUH BELAS
وَيُسْقَوْنَ فِيهَا كَأْسًا كَانَ مِزَاجُهَا زَنْجَبِيلًا (17)
“Dan di sana mereka diberi segelas (minuman) yang campurannya jahe” (17)
Jahe surga yang berbeda dengan jahe dunia. Jahe surga tidak mengandung kekurangan dan mudharat sedikitpun. Kalau di dunia, jahe ada yang terasa sangat pedas, mengurangi kenikmatan, agak menyakitkan di tenggorokan. Tidak demikian dengan jahe surga, yang ada adalah kenikmatan dan kenikmatan.
WA al-I’tishom Probolinggo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar