Tidak Menyambung Sholat Wajib dengan Sholat Sunnah Langsung dan Keutamaan Berpindah Tempat dalam Sholat Sunnah
Di Tulis Oleh Al Ustadz Abu Utsman Kharisman
Hadits Nabi shollallahu alaihi wasallam :
لَا تُوصَلَ صَلَاةٌ بِصَلَاةٍ حَتَّى نَتَكَلَّمَ أَوْ نَخْرُجَ
Janganlah suatu sholat disambung dengan sholat (secara langsung) hingga kita berbicara atau keluar (H.R Muslim, Abu Dawud, Ahmad
Penjelasan:
Syaikh Muhammad bin Sholih al-Utsaimin rahimahullah menyatakan:
فمثلا إذا صليت الظهر الظهر لها راتبة بعدها وأردت أن تصلي الراتبة لا تصل في مكانك قم في محل آخر أو اخرج إلى بيتك وهو أفضل أو على الأقل تكلم لأن النبي صلى الله عليه وسلم نهى أن توصل صلاة بصلاة حتى يخرج الإنسان أو يتكلم ولهذا قال العلماء يسن الفصل بين الفرض وسنته بكلام أو انتقال من موضعه والحكمة من ذلك ألا يوصل الفرض بالنفل فليكن الفرض وحده والنفل وحده حتى لا يختلط هكذا
Sebagai contoh, jika engkau sholat Dzhuhur yang Dzhuhur itu memiliki sunnah rotibah (ba’diyah) setelahnya, dan engkau ingin sholat sunnah rotibah itu, janganlah sholat di tempatmu (tempat melakukan sholat Dzhuhur). Bangkitlah ke tempat lain atau keluarlah ke rumah (untuk dikerjakan di rumah, pent) maka itu lebih utama. Atau paling tidak, engkau berbicara (sebagai pemisah antara sholat wajib dengan sunnah, pent). Karena Nabi shollallahu alaihi wasallam melarang sholat disambung (langsung) dengan sholat hingga seorang keluar atau berbicara. Karena itu para Ulama berkata: Disunnahkan memisahkan antara sholat Fardlu dengan sholat sunnahnya dengan ucapan atau berpindah tempat. Hikmahnya dalam hal itu adalah agar sholat fardlu tidak disambung dengan sholat sunnah. Akan tetapi sholat fardlu sendiri dan sholat nafilah (sunnah) sendiri. Sehingga tidak bercampur menjadi satu (syarh Riyadhis Sholihin (1/1301))
Syaikh Abdul Muhsin al-Abbad hafidzhahullah menyatakan:
وهذا دليل على أن الإنسان يصلي النافلة في مكان آخر غير المكان الذي صلى فيه الفريضة، وفائدة ذلك أن لا يصل فرضاً بنفل، ولتشهد له البقاع المتعددة التي يصلي فيها؛ لأن الأرض تشهد يوم القيامة على ما فعل على ظهرها من خير وشر، وهو معنى قول الله عز وجل: يَوْمَئِذٍ تُحَدِّثُ أَخْبَارَهَا [الزلزلة:4] يعني: تخبر عما حصل على ظهرها من خير أو شر، فإذا صلى الإنسان في مكان آخر تعددت البقع التي صلى فيها، وتشهد له البقع المتعددة والأماكن المتعددة
Dan hadits ini adalah dalil yang menunjukkan bahwa semestinya seseorang sholat nafilah (sunnah) di tempat lain, selain tempat yang digunakan untuk sholat fardlu. Faidahnya adalah tidak menyambung fardlu dengan nafilah dan agar tanah yang berbeda-beda yang menjadi tempat sholatnya akan menjadi saksi (nantinya). Karena bumi akan bersaksi pada hari kiamat terhadap perbuatan yang dilakukan di atasnya. Apakah itu perbuatan baik ataupun buruk. Itulah makna firman Allah Azza Wa Jalla: “Pada hari itu (bumi) menyampaikan kabar-kabarnya (Q.S az-Zalzalah ayat 4).
Yaitu, bumi mengkhabarkan kejadian yang terjadi di atasnya. Apakah perbuatan baik atau buruk. Jika seseorang sholat di tempat lain, maka tanah yang menjadi tempat sholatnya akan berada di tempat berbeda-beda. Sehingga tanah dan tempat-tempat yang berbeda-beda itu akan bersaksi untuknya (pada hari kiamat)(transkrip ceramah syarh Sunan Abi Dawud li Abdil Muhsin al-Abbad (6/416)).
Yaitu, bumi mengkhabarkan kejadian yang terjadi di atasnya. Apakah perbuatan baik atau buruk. Jika seseorang sholat di tempat lain, maka tanah yang menjadi tempat sholatnya akan berada di tempat berbeda-beda. Sehingga tanah dan tempat-tempat yang berbeda-beda itu akan bersaksi untuknya (pada hari kiamat)(transkrip ceramah syarh Sunan Abi Dawud li Abdil Muhsin al-Abbad (6/416)).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar