Amazing Rush
Ini Beda Defensive Driving dan Safety Driving
Senin, 30/11/2015 10:29 WIB
Jakarta -Berkendara yang aman merupakan hal yang harus dilakukan. Namun, berkendara yang aman dan bertanggung jawab akan lebih bagus lagi.
Sejatinya, ada dua teori yang menggambarkan berkendara secara aman yaitudefensive driving dan safety driving.
Mungkin Anda sering mendengar istilahsafety driving. Tapi sebenarnya, menerapkan safety driving saja belum cukup.
Adriyanto Wiyono dari Indonesia Defensive Driving Center menjelaskan perbedaan defensive driving dan sefaty driving. Menurutnya, defensive drivinglebih bersifat bertanggung jawab.
"Defensive driving adalah perilaku mengemudi yang dapat membuat kita terhindar dari masalah, baik yang disebabkan oleh orang lain atau diri kita sendiri," kata Riyan di acara coaching clinic bertajuk Amazing Rush yang diadakan detikOto bersama Toyota, kemarin.
Dia melanjutkan, defensive driving merupakan pendekatan intelektual tentang bagaimana cara mengemudi dengan aman, benar, efisien dan bertanggung jawab. "Jadi defensive driving lebih kepada perilaku," ujarnya.
Sementara safety driving adalah berkendara dengan ketrampilan dan pengalaman berdasarkan standar keselamatan dan cara berkendara yang aman, selamat dan benar, ditambah dengan sikap mental positif dan kewaspadaan secara terus menerus. "Nah kalau safety driving lebih kepada keterampilan seseorang," jelas Riyan.
"Ilustasinya gini, katakan di sebuah tikungan L ke kiri, ada kendaraan di depan dan kita akan mendahului dia. Kemudian dilihat kayaknya dengan perkiraan skill aman nih. Tapi efeknya orang itu kaget. Itu safety driving, tapi tidak defensive," kata Riyan.
Intinya, Riyan menyimpulkan, defensive driving adalah sikap berkendara yang menjamin diri sendiri dan orang lain aman. "Defensive prinsipnya saya dan orang lain aman," ucap Riyan.
"Sejago apa pun berkendara, bukan berarti Anda mampu mencegah terjadinya kecelakaan, contoh Simoncelli (Marco Simoncelli, pebalap MotoGP yang tewas di sirkuit Sepang 2011) dan Ayrton Senna (pebalap Formula 1 asal Brasil yang tewas di Grand Prix San Marino 1994 lalu)," lanjut Riyan.
(rgr/ddn)
Sejatinya, ada dua teori yang menggambarkan berkendara secara aman yaitudefensive driving dan safety driving.
Mungkin Anda sering mendengar istilahsafety driving. Tapi sebenarnya, menerapkan safety driving saja belum cukup.
Adriyanto Wiyono dari Indonesia Defensive Driving Center menjelaskan perbedaan defensive driving dan sefaty driving. Menurutnya, defensive drivinglebih bersifat bertanggung jawab.
"Defensive driving adalah perilaku mengemudi yang dapat membuat kita terhindar dari masalah, baik yang disebabkan oleh orang lain atau diri kita sendiri," kata Riyan di acara coaching clinic bertajuk Amazing Rush yang diadakan detikOto bersama Toyota, kemarin.
Dia melanjutkan, defensive driving merupakan pendekatan intelektual tentang bagaimana cara mengemudi dengan aman, benar, efisien dan bertanggung jawab. "Jadi defensive driving lebih kepada perilaku," ujarnya.
Sementara safety driving adalah berkendara dengan ketrampilan dan pengalaman berdasarkan standar keselamatan dan cara berkendara yang aman, selamat dan benar, ditambah dengan sikap mental positif dan kewaspadaan secara terus menerus. "Nah kalau safety driving lebih kepada keterampilan seseorang," jelas Riyan.
"Ilustasinya gini, katakan di sebuah tikungan L ke kiri, ada kendaraan di depan dan kita akan mendahului dia. Kemudian dilihat kayaknya dengan perkiraan skill aman nih. Tapi efeknya orang itu kaget. Itu safety driving, tapi tidak defensive," kata Riyan.
Intinya, Riyan menyimpulkan, defensive driving adalah sikap berkendara yang menjamin diri sendiri dan orang lain aman. "Defensive prinsipnya saya dan orang lain aman," ucap Riyan.
"Sejago apa pun berkendara, bukan berarti Anda mampu mencegah terjadinya kecelakaan, contoh Simoncelli (Marco Simoncelli, pebalap MotoGP yang tewas di sirkuit Sepang 2011) dan Ayrton Senna (pebalap Formula 1 asal Brasil yang tewas di Grand Prix San Marino 1994 lalu)," lanjut Riyan.
(rgr/ddn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar