Hikmah dan Keutamaan Puasa Tasu’a (9 Muharram) dan ‘Asyuro (10 Muharram)
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
حِينَ صَامَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهُ يَوْمٌ تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ – إِنْ شَاءَ اللَّهُ – صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِع قَالَ فَلَمْ يَأْتِ الْعَامُ الْمُقْبِلُ حَتَّى تُوُفِّىَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-
1) Sangat ditekankan berpuasa di tanggal 10 Muharram berdasarkan hadits yang mulia ini, juga hadits Abu Qotadah radhiyallahu’ahu, Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,
وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاء أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ
2) Juga disyari’atkan berpuasa pada tanggal 9 Muharram demi menyelisihi orang-orang Yahudi dan Nasrani. Bahkan berpuasa di kebanyakan atau seluruh Muharram lebih baik lagi, berdasarkan hadits Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَان شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ
3) Tujuan besar agama yang mulia ini adalah agar kaum muslimin menyelisihi orang-orang kafir, maka tidak boleh melakukan tasyabbuh (menyerupai) mereka dalam ciri-ciri khusus mereka, baik dalam perkara agama maupun dunia, sebagaimana dalam hadits Abdullah bin Umar radhiyallahu’anhuma, Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
4) Kesamaan ajaran Syi’ah dan Yahudi; orang-orang Yahudi menjadikan tanggal 10 Muharram sebagai hari raya, sebagaimana dalam hadits Abu Musa Al-‘Asy’ari radhiyallahu’anhu, beliau berkata,
يَوْمُ عَاشُورَاءَ، يَوْمٌ تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ تَتَّخِذُهُ عِيدًا
وصار الشيطان بسبب قتل الحسين رضي الله عنه يحدث للناس بدعتين بدعة الحزن والنوح يوم عاشوراء
لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَطَمَ الْخُدُود وَشَقَّ الْجُيُوبَ وَدَعَا بِدَعْوَى الْجَاهِلِيَّةِ
5) Perhatikanlah hadits yang mulia ini, yang menunjukkan bahwa Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam adalah teladan umat, beliau menetapkan syari’at sesuai perintah Allah ta’ala kepada beliau, dan generasi terbaik yang sudah dijamin masuk surga, yaitu para sahabat radhiyallahu’anhum memberikan contoh bagaimana seharusnya dalam meneladani beliau, maka tidak sepatutnya kita mengada-ada (berbuat bid’ah dalam agama) tanpa ada petunjuk Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam;
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم
Tidak ada komentar:
Posting Komentar