Istriku Jangan Banyak Nuntut Dong, Aku Pusing Nih
10012014
Sebagaian istri ada yang membebani suaminya dengan banyak tuntutan tanpa melihat kondisi keuangan suami. Seyogyanya seorang istri tidak membebankan kepada suaminya diluar kemampuannya, tidak menghamburkan uang dan tidak membebankan dengan banyak menuntut /meminta sesuatu yang tidak darurat atau mendesak bukan kebutuhan primer. Seorang istri seharusnya merasa cukup dengan terhadap apa yang ada dan melihat kebawah dalam urusan dunia.
Rasulullah shallallahu a’laihi wasallam bersabda:
انْظُرُوا إِلَى مَنْ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلَا تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ فَهُوَ أَجْدَرُ أَنْ لَا تَزْدَرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ
“Lihatlah kepada orang yang berada dibawah darimu dalam urusan dunia, dan janganlah kalian melihat kepada orang yang berada diatasmu yang demikian itu akan lebih bisa untuk kita tidak meremehkan kenikmatan Allah” (HR. Bukhari dan Muslim)
Berkata Imam Ibnu Jarir rahimahullah: “Hadits ini mengumpulkan macam—macam kebaikkan; dikarenakan seseorang apabila melihat orang yang berada diatasnya (dalam urusan dunia –ed), jiwanya menuntut untuk seperti itu, dan merasa kecil dengan nikmat Allah yang ada disisinya, dan bersemangat untuk menambah agar seperti itu atau mendekatinya. Hal ini ada pada keumuman manusia. Adapun apabila dia melihat orang yang dibawahnya pada perkara dunia tampaklah baginya nikmat Allah Ta’aala atasnya, maka ia mensyukurinya, tawadhu dan melakukan kebaikkan.” (Syarh Shahih Muslim, Imam an-Nawawi:6/97).
Wahai para istri apakah kalian tidak merasa kasihan dengan suamimu yang berusaha mencari nafkah tak jarang panas kepanasan, hujan kehujanan namun itu semua tak ia perdulikan bahkan tak jarang dalam waktu panjang berakibat tidak baik pada kesehatannya, lalu setelah itu engkau banyak menuntut diluar kemampuannya atau membelanjakan kepada sesuatu yang kurang bermanfaat. Wahai para istri perhatikanlah ayat ini. Allah Subhaanahu wata’aala berfirman:
لِيُنفِقْ ذُو سَعَةٍ مِنْ سَعَتِهِ وَمَنْ قُدِرَ عَلَيْهِ رِزْقُهُ فَلْيُنفِقْ مِمَّا آتَاهُ اللهُ لا يُكَلِّفُ اللهُ نَفْسًا إِلَّا مَا آتَاهَا سَيَجْعَلُ اللهُ بَعْدَ عُسْرٍ يُسْرًا
“Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. dan orang yang disempitkan rezkinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan.” (ath-Thalaq:7)
Bersikaplah qanaah (merasa cukup dengan apa yang Allah berikan), alhamdulillah engkau mempunyai suami yang bertanggung jawab, berusaha menunaikan hak-hakmu, coba lihat berapa banyak dari para wanita yang belum pada menikah padahal umur mereka sudah lebih dari tiga puluh, atau berapa banyak dari para istri mempunyai suami yang tidak bertanggung jawab.
Ketahuilah apa yang engkau lakukan akan memperkeruh suasana kehidupan rumah tanggamu, bahkan ada sebagian suami terjatuh kepada mencari rezeki dengan cara yang haram dikarenakan tuntutan sang istri.
Seorang istri yang baik akan mendampingi suaminya dengan sifat qana’ah tidak melihat kondisi kehidupan rumah tangga orang lain yang berada diatasnya dalam perkara dunia. Dia senantiasa bersyukur dengan apa yang Allah berikan kepadanya. (Abdullah al-Jakarty)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar