Halaman

Selasa, 04 Maret 2014

Fanatik Buta Pada Sebagian Ulama Tanpa di Sertai Dalil/Bukti

Fanatik Buta Pada Sebagian Ulama Tanpa di Sertai Dalil/Bukti


Fanatikbuta1
Fatwa as-Syaikh Muqbil bin Hady al-Wadi’i rahimahullahu ta’ala
Pertanyaan : “Telah tersebar di tengah-tengah generasi muda adanya ta’ashub (fanatik) kepada sebagian Ulama karena didasarkan Individunya, sehingga hal ini menjadikan sebab sebagian mereka berpegang pada ucapan seorang Ulama, TANPA DIDASARKAN DALIL ATAUPUN BUKTI YANG JELAS. Dan dari sinilah bermula timbulnya fitnah di tengah-tengah generasi muda. Kemudian menyebabkan mereka terjauhkan dari Thalabul Ilmi as-Syar’i. Apa nasehatmu kepada mereka atau yang semisal dengan mereka ?
Jawaban :
“Nasehatku, sesungguhnya kita mencintai Ulama kita dengan kecintaan yang sifatnya Syar’i. Kita tidak taqlid, dan tidak pula fanatik kepada perseorangan Ulama.
Allah berfirman (artinya : “Ikutilah sesuatu (wahyu) yang telah diturunkan kepada kalian dari Rabb kalian. Dan janganlah kalian mengikuti pelindung-pelindung selain Allah, amatlah sedikit apa yang kalian ingat”.
Dan tidaklah didapatkan di masa shahabat ada seorang pengikut Abu Bakr, tidak pula pengikut Umar, yang berarti bahwa seseorang mengambil semua ucapan-ucapan Abu Bakr dan fanatik terhadap beliau. Tidak pula didapatkan seseorang mengambil semua ucapan-ucapan Umar dan fanatik terhadap beliau.
Demikian pula tidak didapatkan adanya seorang pengikut Utsman, seandainya ada yang disebut sebagai seorang ‘Utsmani’, maka maknanya dia mencintai Utsman dan berpendapat bahwa Utsman lebih afdhal daripada Ali. Bukan berarti bahwa dirinya Taqlid terhadap Utsman dalam segala sesuatu.
Juga perbedaan pendapat yang terjadi di masa itu, dikarenakan ada sebagian orang yang berpendapat bahwa Ali lebih berhak menjadi Khalifah, ataukah dikarenakan sebab kecintaan yang lebih terhadap Ali.Yang jelas, tidaklah didapatkan di masa Shahabat Ridwanullah Alaihim demikian itu.
Adapun kita sebagaimana yang telah kita sebutkan, bahwa kita Ahlus Sunnah mencintai Ulama-Ulama kita dengan kecintaan yang Syar’i. Kita tidak ridha bila ada seseorang mencela Ulama. Akan tetapi kita juga tidak taqlid buta kepada mereka. Taqlid merupakan perkara yang Haram,
Allah berfirman (artinya) : “Janganlah engkau mengucapkan sesuatu yang tidak ada ilmu padanya”.
Allah  Subhanahu Wa Ta’ala berfirman (artinya) :
“Semua yang datang dari Rasul maka terimalah, adapun semua yang Rasul larang atas kalian maka tinggalkanlah”.
Kita tinggal di negeri ini yang merupakan negeri tauhid sekaligus negeri as-Sunnah. Maka tidak sepantasnya bila kita mencontohkan kepada manusia berupa contoh yang buruk, atau kita taqlid kepada si fulan dan si fulan. Akan tetapi kita membaca kitab-kitab Ulama, kita mengambil faidah dari pemahaman Ulama, semoga Allah membalas mereka dengan kebaikan karena jasanya kepada Islam.
Tidaklah Ulama Fulan merasa ridha bila engkau fanatik kepadanya, dan tidak pula Ulama Fulan yang lainnya merasa ridha bila engkau fanatik kepadanya.
Wallahul Musta’an.
Dialih Bahasakan oleh :Ustadz Hamzah Rifai La Firlaz
Dari kaset : “al-Ajwibah al-Ilmiyyah ‘ala al-Asilah al-Wushabiyah”

http://forumsalafy.net/?p=1110

Tidak ada komentar:

Posting Komentar