Halaman

Minggu, 25 Oktober 2015

Sebuah Kisah Penggugah Jiwa Pemimpin Sejati

 0
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Mukmin yang Kuat dalam Menegakkan Agama
📝Sebuah Kisah Penggugah Jiwa Pemimpin Sejati📙
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
✅ Inilah sebuah potongan sejarah Penguasa Islam yang shalih, kuat dan tangguh. Seorang Pemimpin yang mendalami ilmu agama dan selalu bermajelis dengan para ulama. Seorang Pejabat yang mencintai kaum muslimin. Beliau adalah Al- Khalifah Ar-Rasyid Umar bin Abdul Aziz rahimahullah. Para ahli sejarah menyebutkan,
أرسل عمر بن عبد العزيز إلى صاحب الروم رسولاً، فأتاه وخرج من عنده يدور، فمر بموضع فسمع فيه رجلاً يقرأ القرآن ويطحن، فأتاه فسلم عليه فلم يرد عليه السلام ـ مرتين أو ثلاث ـ ثم سلم عليه فقال له: وأنىّ بالسلام في هذا البلد، فاعلمه أنه رسول عمر إلى صاحب الروم، قال له: ما شأنك؟ فقال: وإني أسرت في موضع كذا وكذا، فأتى بي إلى صاحب الروم، فعرض علي النصرانية فأبيت، وقال لي: إن لم تفعل سملت عينيك، فاخترت ديني على بصري، فسمل عيني وصيرني إلى هذا الموضع، يرسل إلي كل يوم بحنطة أطحنها وبخبزة آكلها ، فسار الرسول إلى عمر بن عبد العزيز فأخبره، خبر الرجل، قال: فما فرغت من الخبر حتى رأيت دموع عمر قد بلّت ما بين يديه ثم أمر، فكتب إلى صاحب الروم: أما بعد: فقد بلغني خبر فلان بن فلان فوصف له صفته، وأنا أقسم بالله لئن لم ترسله إلي لأبعثنَّ إليك من الجنود جنوداً يكون أولها عندك وأخرها عندي. ولما رجع إليه الرسول قال: ما أسرع ما رجعت! فدفع إليه كتاب عمر بن عبد العزيز، فلما قرأه قال: ما كنا لنحمل الرجل الصالح على هذا، بل نبعث إليه به قال: فأقمت انتظر متى يخرج به، فأتيته ذات يومٍ فإذا هو قاعد قد نزل عن سريره أعرف في وجهه الكآبة، فقال: تدري لم فعلت هذا؟ فقلت: لا ـ وقد أنكرت ما رأيت ـ فقال: إنه قد أتاني من بعض أطرافي أن الرجل الصالح قد مات، ولذلك فعلت ما فعلت، ثم قال: إن الرجل الصالح إذا كان بين القوم السوء لم يترك بينهم إلا قليلاً حتى يخرج من بين أظهرهم. فقلت له: أتأذن لي أن أنصرف ـ وأيست من بعثه الرجل معي فقال: ما كنا لنجيبه إلى ما أمر في حياته ثم نرجع فيه بعد مماته، فأرسل معه الرجل
➡ Umar bin Abdul Aziz pernah mengirim seorang untusan kepada Penguasa Romawi, maka setelah menemuinya utusan tersebut keluar dari ruangannya seraya berkeliling, tatkala ia melewati salah satu ruangan, ia mendengar seseorang membaca Al-Qur’an sambil membuat adonan, maka ia pun mendatanginya lalu mengucapkan salam atasnya namun orang tersebut tidak membalas salamnya sampai dua atau tiga kali.
🌿 Orang itu pun berkata: Bagaimana mungkin ada ucapan salam di negeri (kafir) ini?
✅ Sang utusan pun memberitahukan bahwa ia adalah utusan Khalifah Umar kepada Penguasa Romawi. Dan ia berkata: Apa yang terjadi padamu?
🌿 Orang itu menjawab: Aku tertawan di tempat ini dan itu (ketika berjihad), maka aku dibawa untuk menghadap Penguasa Romawi, lalu aku dipaksa masuk Kristen, aku pun menolak. Dia lalu berkata: Kalau kamu tidak mau maka aku akan membutakan dua matamu.
🌿 Aku pun memilih agamaku dibanding mataku, maka ia membutakan mataku dan menahanku di tempat ini, dan dikirimkan kepadaku setiap hari sebiji gandum untuk kuaduk dan sepotong roti untuk kumakan.
➡ Maka sang utusan segera pulang menemui Umar bin Abdul Aziz, lalu ia mengabarkan berita tawanan muslim tersebut. Utusan berkata: Aku belum selesai bercerita tentang kisahnya, namun aku melihat air mata Umar bercucuran deras hingga membasahi di antara kedua tangannya, kemudian beliau memerintahkan untuk segera menulis surat kepada Penguasa Romawi:
📝 Amma ba’du, telah sampai kepadaku berita tentang fulan bin fulan –lalu beliau menyebutkan ciri-ciri muslim yang tertawan tersebut-. Aku bersumpah demi Allah, apabila engkau tidak segera mengirimnya kepadaku maka sungguh aku akan mengirim pasukan-pasukan untuk menggempurmu yang barisan awalnya ada di depanmu dan barisan akhirnya ada di tempatku ini.
➡ Dan ketika utusan itu kembali kepada Penguasa Romawi, dia bercerita: Aku kembali dengan sangat cepat, aku pun langsung menyerahkan kepadanya surat Umar bin Abdul Aziz, maka tatkala ia membacanya ia berkata: Kami tidak akan melawan orang shalih ini, kami akan mengirim tawanan tersebut kepadanya.
✅ Aku pun tinggal (menunggunya melakukan persiapan) dan mengawasi kapan Raja Romawi ini akan membawa tawanan tersebut, maka pada suatu waktu aku datang dan ia sedang duduk di bawah singgasananya, aku pun tahu dari wajahnya bahwa ia sedang berduka. Ia berkata: Apakah kamu tahu mengapa aku duduk di bawah singgasana? Aku berkata: Tidak –aku seakan tidak tahu kesedihannya-.
🌿 Dia lalu berkata: Sesungguhnya telah datang berita dari sebagian orang-orangku bahwa orang shalih (Umar bin Abdul Aziz) telah meninggal dunia, maka aku pun melakukan ini.
🌿 Kemudian ia berkata: Sesungguhnya orang shalih apabila berada di antara kaum yang jelek, maka ia tidak akan tinggal lama bersama mereka untuk kemudian meninggalkan mereka.
✅ Aku pun berkata kepadanya: Apakah engkau mengizinkan aku untuk pulang dan membawa tawanan itu bersamaku?
🌿 Maka ia berkata: Aku tidaklah tunduk kepada perintahnya ketika ia masih hidup kemudian mengingkarinya setelah ia mati.
✅ Akhirnya, ia mengirim tawanan muslim itu bersamaku.
📚 [Sirah Umar bin Abdul Aziz, karya Ibnu Abdil Hakam, hal. 168]
📘 Kisah yang semisal pernah terjadi pada Khalifah Al-Mu’tashim Billah bin Harun Ar-Rasyid ghafarallaahu lahu, dan benar-benar terjadi peperangan di masanya, dan beliau berhasil menaklukan satu kota Nasrani yang bernama Amoria, dikarenakan seorang wanita muslimah yang ditawan di kota tersebut. Allaahu Akbar.
📙#Beberapa_Pelajaran:
1) Kekuatan iman kaum muslimin generasi Salaf dan berpegang teguhnya mereka dengan agama Allah ta’ala, itulah sebab pertolongan Allah ‘azza wa jalla kepada mereka, hingga mereka mampu menundukkan berbagai negeri dan disegani oleh musuh.
2) Memilih akhirat yang kekal daripada dunia, dan berani menanggung penderitaan di jalan Allah demi kebahagiaan di akhirat kelak. Lihatlah tentara muslim yang tertawan lebih memilih matanya menjadi buta daripada harus melakukan kekafiran.
3) Teladan dari seorang pemimpin sejati; harus kuat dan memiliki ketegasan agar disegani dan ditakuti oleh musuh.
4) Teladan dari seorang pemimpin sejati; betapa beliau sangat peduli terhadap seorang muslim, betapa beliau sangat mencintai muslim tersebut.
5) Gambaran persaudaraan kaum muslimin yang kokoh, bagaikan sebuah bangunan, atau bagaikan satu tubuh, tanpa terhalangi status sebagai penguasa dan rakyat, atasan dan bawahan. Lihatlah bagaimana kesedihan seorang penguasa ketika saudara muslimnya menderita.
6) Persaudaraan Islam yang hakiki dibuktikan dengan tindakan nyata, yaitu pertolongan dan minimalnya mendoakan apabila tidak mampu menolong.
7) Satu jiwa seorang muslim begitu sangat berharganya. Lihatlah satu pasukan besar akan disiapkan oleh seorang pemimpin yang tangguh demi untuk menyelamatkan dan memuliakan jiwa tersebut. Bagaimana dengan ribuan bahkan jutaan jiwa yang terancam wahai kaum muslimin…?! Bagaimana dengan anak-anak dan wanita-wanita kita yang saat ini dibantai di Palestina, Suriah, Myanmar dan lain-lain…?!
8) Islam adalah agama yang mulia, kaum muslimin adalah umat yang mulia, tidak boleh dihinakan, seorang pemimpin yang mulia tidak akan membiarkan agamanya dihinakan.
9) Keshalihan pemimpin dan rakyat harus berpadu untuk meraih kemakmuran dan kejayaan negeri.
10) Hendaklah senantiasa tolong menolong dalam kebaikan dan ketakwaan, inilah pondasi bangunan masyarakat Islam.
11) Sejarah Kristenisasi adalah sejarah yang panjang, hitam, kelam dan penuh kekejaman.
12) Orang-orang kafir pun berjuang untuk menegakkan agama mereka, padahal mereka di atas kekafiran dan kesesatan, sudah sepatutnya kaum muslimin lebih bersemangat dibanding mereka.
13) Generasi Salaf mencapai kekuatan dan kejayaan dengan ilmu dan amal. Mereka mempelajari ilmu agama dan mengamalkannya dengan baik. Khalifah Umar bin Abdul Aziz rahimahullah tidak saja dikenal sebagai Penguasa muslim yang baik, tetapi juga seorang ulama besar dan selalu bermajelis dengan para ulama.
14) Pentingnya memiliki ilmu agama bagi seorang pemimpin, agar ia mengenal Allah ‘azza wa jalla, mengetahui hak Allah ta’ala dan hak hamba-hamba-Nya. Agar ia memiliki rasa takut kepada Allah ‘azza wa jalla dan selalu berusaha menunaikan hak Allah ta’ala dan hak hamba-hamba-Nya.
15) Kekuasaan hanyalah mendatangkan maslahat apabila di tangan orang yang shalih dan berilmu. Apabila berada di tangan orang yang jelek dan bodoh hanyalah menimbulkan mafsadat. Sungguh aneh orang-orang yang bodoh; tidak memahami ilmu agama, tapi berlomba-lomba mengejar kekuasaan, berebut bahkan mengemis kepada rakyat agar terpilih menjadi pejabat.
✅ Inilah diantara pelajaran yang bisa kami sarikan, semoga bermanfaat insya Allah ta’ala.
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم
🌐www.facebook.com/sofyanruray.info

Tidak ada komentar:

Posting Komentar