Halaman

Minggu, 29 April 2012

Syiah dan Al-Qur`an


Syiah dan Al-Qur`an

April 26th 2012 by Abu Muawiah | Kirim via Email

Di antara kesesatan mereka adalah apa yang mereka sebutkan dalam kitab-kitab hadits dan kitab-kitab mereka lainnya, yaitu bahwa Utsman radhiallahu anhu mengurangi sesuatu dari Al-Qur`an. Karena pada surah “Bukankah Kami telah melapangkan …”(QS. Asy-Syarh: 1) pada bagian setelah firman Allah Ta’ala, “Dan Kami telah meninggikan penyebutanmu,” (QS. Asy-Syarh: 4), dulunya setelah itu ada ayat, “Dan Kami jadikan Ali sebagai menantumu.” Tapi Utsman lalu menghapuskan kalimat tersebut karena dia hasad Ali juga menjadi menantu Nabi shallallahu alaihi wasallam.
Mereka berkata: Panjang surah Al-Ahzab sebenarnya sama seperti panjang surah Al-An’am. Akan tetapi Utsman menghilangkan darinya ayat-ayat yang berkenaan dengan keutamaan kerabat Nabi shallallahu alaihi wasallam.
Disebutkan bahwa orang-orang Syiah di zaman ini memunculkan dua surah baru yang mereka klaim keduanya dahulu merupakan bagian dari Al-Qur`an yang disembunyikan oleh Ustman, masing-masing dari kedua surah ini panjangnya seperti satu juz. Mereka mengikutkan kedua surah baru ini di bagian akhir mushaf. Mereka menamakan salah satu surah dengan nama An-Nurain dan yang lainnya adalah surah Al-Wala`[1].
Keyakinan seperti ini melazimkan:
  • Pengkafiran terhadap para sahabat termasuk Ali, karena mereka semua meridhai penghapusan tersebut. Maka kesesatan ini sama seperti kesesatan sebelumnya (mengingkari kekhalifahan Abu Bakar, pent.)
  • Pendustaan terhadap firman Allah Ta’ala:
لَا يَأْتِيهِ الْبَاطِلُ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَلَا مِنْ خَلْفِهِ ۖ تَنْزِيلٌ مِنْ حَكِيمٍ حَمِيدٍ
“Yang tidak datang kepadanya (Al Quran) kebatilan baik dari depan maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari Rabb Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji.” (QS. Fushshilat: 42)
Dan firman-Nya:
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ
“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” (QS. Al-Hijr: 9)
Dan siapa saja yang meyakini tidak benarnya penjagaan Allah terhadap Al-Qur`an dari penghapusan serta meyakini sesuatu yang bukan bagian Al-Qur`an sebagai bagian darinya, maka sungguh dia telah kafir.
  • Aqidah ini juga melazimkan tidak bolehnya percaya kepada semua bagian Al-Qur`an, sedangkan hal ini akan menyeret kepada penghancuran agama.
  • Ini juga melazimkan mereka untuk tidak boleh berdalil dengan Al-Qur`an dan tidak boleh beribadah dengan membacanya, karena ada kemungkinan apa yang berdalil dengannya atau yang dia baca telah dirubah. Dan betapa busuknya pendapat suatu kaum yang menghancurkan agama mereka.
Al-Bukhari telah meriwayatkan bahwa Ibnu Abbas dan Muhammad bin Al-Hanafiah berkata, “Tidak ada yang Rasulullah shallallahu alaihi wasallam tinggalkan kecuali apa yang terdapat di antara kedua sisi mushaf.[2]
[Risalah fi Ar-Radd ala Ar-Rafidhah hal. 54-55 dengan sedikit perubahan pada footnotenya]


[1]  Di antara aqidah sesat Syiah adalah aqidah akan berubahnya Al-Qur`an, walaupun sebagian di antara mereka mengingkari aqidah ini tapi hanya sebagai bentuk taqiyyah dan penipuan. Hal itu karena kitab-kitab mereka telah menetapkan aqidah akan berubahnya Al-Qur`an. Bahkan sebagian di antara mereka telah menulis kitab tersendiri dalam menetapkannya, seperti: Fashl Al-Khithab fi Itsbat Tahrif Kitab Rabb Al-Arbab karya seorang Rafidhah yang bernama Husain An-Nuri Ath-Thibrisi, salah seorang ulama yang diagungkan dan dimuliakan oleh orang-orang Syiah. Juga dalam Tafsir Ash-Shafi karya  Al-Mula Hasan hal. 11
[Lihat Buthlan Aqa'id Asy-Syi'ah hal. 37-39 dan Asy-Syi'ah wa Al-Qur`an karya Ihsan Ilahi Zhahir]
[2] HR. Al-Bukhari no. 5019 dia berkata: Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa’id Telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Abdul Aziz bin Rufai’ ia berkata: Aku dan Syaddad bin Ma’qil menemui Ibnu Abbas radliallahu ‘anhuma, lalu Syaddad bin Ma’qil pun bertanya padanya, “Apakah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam meninggalkan sesuatu?” Ia menjawab:
مَا تَرَكَ إِلَّا مَا بَيْنَ الدَّفَّتَيْنِ
“Tidaklah meninggalkan sesuatu pun kecuali apa yang ada di antara dua sisi kitab.”
Lalu kami menemui Muhammad bin Ali Al Hanafiyyah dan bertanya padanya, maka ia pun menjawab:
مَا تَرَكَ إِلَّا مَا بَيْنَ الدَّفَّتَيْنِ
“Tidaklah beliau meninggalkan sesuatu, kecuali apa yang terdapat di antara dua sisi kitab.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar