Halaman

Rabu, 26 September 2012

WANITA TINGGAL BERSAMA MAHROMNYA


بسم الله الرحمن الرحيم

WANITA TINGGAL BERSAMA MAHROMNYA


Pertanyaan:
Dengan nama Alloh yang Ar-Rohman (Maha Pengasih) lagi Ar-Rohim (Maha Penyayang)
Berkata seorang wanita kepada mahromnya: “Tinggalkan aku untuk menetap (tinggal) di asrama (tempat tinggal) khusus untuk para wanita, dan pergilah kamu ke asrama (tempat tinggal) khusus para pria dan tinggallah kamu di sana!”. Apakah dia (mahromnya) meninggalkannya ataukah tidak?
Jawaban:
Dengan nama Alloh yang Ar-Rohman (Maha Pengasih) lagi Ar-Rohim (Maha Penyayang).
Berkata Abu Ahmad Muhammad bin Salim Al-Andunisy:
Segala puji bagi Alloh Robb semesta alam, dan sholawat dan salam untuk Rosululloh, dan kemudian setelah itu:
لا يجوز للرجل أن يترك امرأته أو بنته في مسكن خاص بالنساء، وفي “مسند أحمد” عن عائشة رضي الله عنها، قالت: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: «أيما امرأة وضعت ثيابها في غير بيت زوجها هتكت ما بينها وبين الله».
Tidak boleh bagi seorang pria meninggalkan istrinya atau putrinya di asrama (tempat tinggal) khusus para wanita, di dalam “Musnad Ahmad” dari ‘Aisyah –semoga Alloh meridhoinya-, dia berkata: Rosululloh صلى الله عليه وسلم berkata: “Siapapun dari wanita yang menanggalkan pakaiannya di selain rumah suaminya maka dia telah terkoyak diantaranya dan diantara Alloh”.
والأصل أن المرأة تبقى في بيتها، أو تسكن مع محرمها، قال الله تعالى: {وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى} [الأحزاب: 33].
Dan asal bahwasanya seorang wanita dia adalah menetap (tinggal) di rumahnya atau dia tinggal bersama mahromnya, Alloh (تَعَالَى) berkata: “Dan menetaplah kalian di rumah-rumah kalian dan janganlah kalian berselok dengan berseloknya orang jahiliyyah yang terdahulu”. (Al-Ahzab: 33).
وفي “الصحيحين” عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ – رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا – أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – يَقُولُ: «لَا يَخْلُوَنَّ رَجُلٌ بِامْرَأَةٍ إِلَّا وَمَعَهَا ذُو مَحْرَمٍ، وَلَا تُسَافِرِ الْمَرْأَةُ إِلَّا مَعَ ذِي مَحْرَمٍ، فَقَامَ رَجُلٌ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنَّ امْرَأَتِي خَرَجَتْ حَاجَّةً، وَإِنِّي اكْتُتِبْتُ فِي غَزْوَةِ كَذَا وَكَذَا قَالَ: فَانْطَلِقْ فَحُجَّ مَعَ امْرَأَتِكَ»).
Dan di dalam “Ash-Shohihain” dari Ibnu ‘Abbas (رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا) bahwasanya beliau mendengar Rosululloh (صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) berkata: “Janganlah seseorang laki-laki berdua-duaan dengan seorang wanita kecuali wanita tersebut bersama mahromnya, dan janganlah seorang wanita melakukan safar (perjalanan) kecuali bersama mahromnya. Maka berdiri seseorang lalu bertanya: “Wahai Rosululloh! Sesungguhnya istriku keluar untuk haji dan aku sudah didaftar pada pertempuran demikian dan demikian, maka Nabi berkata: “Pergilah kamu dan hajilah bersama istrimu”.
وَفي “الصحيح“: «لَا تُسَافِرِ امْرَأَةٌ إِلَّا مَعَ مَحْرَمٍ، وَلَا يَدْخُلْ عَلَيْهَا رَجُلٌ إِلَّا وَمَعَهَا مَحْرَمٌ»، فَقَالَ رَجُلٌ: إِنِّي أُرِيدُ جَيْشَ كَذَا وَكَذَا، وَامْرَأَتِي تُرِيدُ الْحَجَّ، قَالَ: «اخْرُجْ مَعَهَا». والله أعلم.
Dan di dalam “Ash-Shohih “: “Janganlah seorang wanita melakukan safar (bepergian) melainkan bersama mahromnya, dan janganlah seseorang laki-laki masuk kepadanya melainkan bersamanya mahrom wanita tersebut”. Maka seseorang laki-laki berkata: “Sesungguhnya saya ingin menjadi prajurit (pada pertempuran) demikian dan demikian, dan istriku ingin haji. Nabi berkata: “Keluarlah (untuk haji) bersamanya”. والله أعلم.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar