Halaman

Rabu, 31 Juli 2013

Bahaya Baterai Lithium Ion

http://images.detik.com/content/2013/07/31/398/explode250.jpgIlustrasi (Ist.)

Bahaya Baterai Lithium Ion
Penulis: Alfons Tanujaya - detikinet
Rabu, 31/07/2013 12:20 WIB
Jakarta - Jika Anda mendapatkan pertanyaan apa itu Li Ion (Lithium Ion), apakah bermanfaat bagi Anda dan apa bahayanya? Mungkin cukup banyak yang akan menggelengkan kepala. 
Tidak tahu atau tidak terlalu peduli. Namun Vaksincom menyarankan Anda untuk sedikit mau tahu dan peduli karena Li Ion merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari diri Anda, setiap hari dibawa dan banyak yang tidak bisa hidup tanpa Li Ion. Alasannya adalah karena Li Ion baterai isi ulang yang digunakan oleh mayoritas telepon seluler, tablet dan laptop.

Setiap tahun 2 miliar sel baterai Li Ion diproduksi. Li Ion digunakan karena memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan bahan lain seperti Ni Cd (Nickel Cadmium) seperti memiliki kapasitas yang lebih besar, tidak adamemory effect, lebih bersahabat dengan lingkungan karena tidak mengandung bahan beracun dibandingkan baterai lainnya dan masa penyimpanan daya yang lebih lama.

Karena banyaknya keunggulan yang dimilikinya, penggunaan baterai Li Ion ini sangat populer dan digunakan baik untuk smartphone, tablet, laptop dampai mobil hybrid.

Namun, di balik banyaknya keunggulan yang dimiliki oleh Li Ion, terkandung potensi bahaya yang cukup besar dan baterai Li Ion dapat membahayakan pemakainya karena mengandung bahan yang mudah terbakar dan bertekanan tinggi.

Hal yang sering dilihat dan bikin heran adalah, banyak pengguna takut memangku laptop karena panas berlebih yang bisa menyebabkan bagian tubuh tertentu melepuh. Di sisi lain, mereka tenang-tenang saja saat melakukan pembicaraan dengan ponsel, sembari melakukan pengisian daya (charger), baik dari sumber daya listrik atau portable charger.

Ada baiknya mengubah kebiasaan itu, khususnya dalam menangani perangkat elektronik yang sedang diisi dayanya (charging).

Lithium Ion dan Bahayanya

Lithium Ion adalah umum dalam barang-barang elektronik konsumer dan jenis baterai isi ulang (rechargeable) paling populer pada alat elektronik portabel. Penyebab utamanya adalah karena keunggulan yang dimiliki oleh Lithium Ion dibandingkan baterai lainnya:

-. Memiliki densitas energi terbaik dibandingkan baterai lainnya.
-. Tidak ada memory effect seperti yang dialami oleh baterai berbasis Nickel.
-. Tingkat kehilangan daya yang kecil jika disimpan untuk jangka waktu lama.
-. Tidak mengandung bahan beracun seperti timah, merkuri atau kadmium yang berbahaya bagi lingkungan.

Karena tuntutan konsumen atas baterai yang makin kecil dengan daya yang makin tinggi, maka proses produksi Li Ion mengalami penyesuaian sehingga kemampuan baterai Li Ion pada saat ini meningkat dua kali lipat dibandingkan pada saat pertama kali diperkenalkan oleh Sony pada tahun 1991.

Namun hal ini mengandung konsekuensi lain dimana efisiensi ini dicapai dengan bahan pembatas baterai yang makin tipis dimana proses pembuatan baterai harus dilakukan dengan sempurna dan jika terjadi intrusi oleh debu metalik akan menyebabkan baterai meledak.

Selain itu, Li Ion juga rentan terhadap thermal runaway, suatu proses peningkatan suhu yang luarbiasa sampai mencapai titik leleh Lithium jika suhu baterai mencapai satu suhu tertentu (130 derajat Celcius).

Thermal runaway ini dapat terjadi karena penanganan baterai yang tidak baik atau karena cacat pada proses manufaktur dan akumulasi partikel mikro pada baterai cacat produksi pada saat pengisian baterai yang akan memicu reaksi terbakarnya baterai.

Selain itu, sel baterai juga bisa meledak jika sistem ventilasi pengaman tidak berjalan dengan baik. Kasus baterai yang meledak bukan tidak mungkin terjadi dan banyak produsen elektronik seperti Apple, HP, Toshiba, Lenovo dan Sony melakukan recall besar-besaran atas produk mereka karena bahaya baterai Li Ion yang meledak.

Dalam dunia penerbangan, kasus kebakaran yang terjadi pada pesawat kargo UPS yang membawa paket baterai Li Ion menyebabkan dua pilotnya meninggal 3 September 2010 menyebabkan IATA memberlakukan aturan baru dalam pembatasan membawa kargo baterai.

Namun, Anda jangan lantas buru-buru meninggalkan smartphone atau laptop, karena produsen baterai Lithium Ion sebenarnya sudah menyadari bahaya baterai ini dan melakukan langkah-langkah preventif pengamanan dalam proses manufaktur baterai Li Ion seperti:

-. Membatasi jumlah material aktif untuk mencapai perbandingan terbaik antara densitas energi dengan keamanan.
-. Menerapkan mekanisme pengamanan antar sel.
-. Tambahan sirkuit pengaman elektronik pada baterai.

Sebagai catatan, sekalipun proses manufakturing dan pengamanan baterai yang sangat ketat sudah dilakukan, hal ini hanya efektif jika ancaman datang dari luar, seperti korsleting atau charger yang bermasalah.

Dalam kasus ini, baterai Li Ion akan mematikan dirinya jika terjadi korsleting. Namun, jika terjadi cacat produksi, dimana ada partikel metal terkandung pada baterai dalam proses produksi, pengamanan yang dilakukan tadi di atas tidak akan ada gunanya dan thermal runaway akan tetap terjadi.

Risiko Sebenarnya dan Menyikapinya

Setelah melihat kegunaan, bahaya dan langkah pengamanan produksi yang dilakukan oleh produsen baterai Li Ion, tentunya kita tidak bisa serta merta memvonis kalau Li Lion itu berbahaya dan berpindah ke lain hati, karena kenyataannya Li Ion merupakan satu-satunya baterai isi ulang yang memiliki banyak keunggulan dibandingkan baterai lainnya dan hitung-hitungan risikonya lebih kecil dibandingkan manfaat yang diberikan.

Dengan catatan, asalkan proses manufakturnya dilakukan dengan baik dan penggunanya tidak melakukan hal-hal yang menyebabkan bahaya yang disebabkan oleh baterai Li Ion.

Salah satu hal yang menjadi kekhawatiran adalah produsen yang mengutamakan harga murah, kecenderungan yang akan terjadi adalah standar pengamanan yang tinggi akan diturunkan demi persaingan dengan merek yang lebih terkenal. Sebaiknya memilih baterai dari produsen yang lebih Anda kenal daripada asal pilih yang murah saja.

Jika baterai Li Ion yang Anda beli diproduksi dengan benar oleh manufaktur baterai yang mengikuti proses manufaktur baterai, maka risiko kegagalan Li Ion sangat kecil, 1 : 10.000.000. Karena itulah pemilihan vendor pembuat baterai yang terpercaya merupakan salah satu hal yang perlu Anda perhatikan dalam menggunakan baterai Li Ion ini.

Jika Anda membeli perangkat elektronik dari vendor terpercaya dan terkenal kemungkinan hal ini sudah dipertimbangkan oleh pemilik merek. Namun satu hal yang harus Anda perhatikan adalah ketika membeli aksesoris khususnya baterai seperti baterai ponsel cadangan atau portable charger.

Pastikan kalau baterai yang Anda beli dijual oleh produsen yang menjalankan proses manufaktur yang baik, lebih baik lagi kalau Anda bisa mengetahui merek dari sel baterai yang digunakan dan keaslian baterai.

Tidak ada cara mendeteksi cacat produksi karena partikel metalik yang terkandung dalam cacat produksi dalam baterai cacat produksi yang menyebabkan Thermal runaway sangat kecil dan tidak kasat mata.

Yang dapat Anda lakukan adalah ekstra hati-hati dalam penanganan baterai, khususnya ketika sedang diisi ulang. Jangan simpan ponsel yang sedang diisi ulang dekat bahan yang mudah terbakar seperti dekat buku, kasur, bantal apalagi dekat kepala, meskipun Anda sedang menunggu pesan dan panggilan yang masuk.

Di bawah ini beberapa tips dari Vaksincom untuk menangani baterai smartphone, tablet dan notebook Anda dengan baik :

-. Jangan melakukan charging di dekat bahan yang mudah terbakar, seperti kasur / ranjang, apalagi bensin.

-. Hindari menelepon ketika sedang di-charge, kalau terpaksa selalu waspada dengan perubahan suhu tinggi yang cepat dan segera jauhkan dari anggota badan anda (dan orang lain) jika terjadi.

-. Jika merasakan panas berlebih pada perangkat khususnya ketika sedang di charge, segera lepaskan perangkat dari charger dari listrik kalau tidak memungkinkan, menjauh dari perangkat Anda.

-. Berbeda dengan Nickel based battery, Li Ion tidak memiliki memory effect dan justru akan memperpendek usia baterai jika digunakan sampai habis (discharge / deep discharge). Segera charge baterai Anda jika sudah mencapai daya 25%. Dalam kasus tertentu, deep discharge bisa menyebabkan short circiut.\

-. Jangan pernah menyimpan peralatan elektronik pada paparan panas tinggi seperti dashboard mobil yang terpapar sinar matahari atau terkena paparan langsung sinar matahari.

-. Hindari menggunakan charger non standar yang tidak sesuai spesifikasi kecuali Anda mengerti dengan baik daya yang dihasilkan oleh charger tersebut cocok dengan perangkat Anda. Penggunaan charger non standar bisa mengakibatkan rusaknya rangkaian pengaman baterai.

-. Fast charger dengan voltase tinggi memperpendek umur baterai anda. Charger dengan voltase terlalu tinggi (> 4,2 V/cell) dapat merusak baterai dan berbahaya.


*) Penulis, Alfons Tanujaya adalah seorang praktisi antivirus dan keamanan internet. Ia bisa dihubungi melalui email info@vaksin.com.

(ash/ash)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar